BANJARMASIN – Kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg
memang cukup meresahkan warga banua. Apalagi harga Elpiji 12 Kg di Kalsel
merupakan yang tertinggi di Kalimantan. Selama ini ternyata hanya ada satu
stasiun pengisian dan pengangkutan bahan bakar Elpiji (SPPBE) milik swasta untuk
memenuhi keperluan gas di Kalsel dan Kalteng.
Hal ini jelas membuat
resah, karena satu SPPBE itu harus melayani keperluan dua provinsi sekaligus di
Kalimantan. Padahal kebutuhan untuk Kalsel dan Kalteng mencapai 115 ton gas Elpiji
12 Kg per hari. Apakah dengan satu SPPBE dapat memenuhi kebutuhan Elpiji untuk
Kalsel dan Kalteng sekaligus dan tidak terjadi monopoli?
Saat
dikonfirmasi terkait SPPBE milik swasta tunggal untuk dua provinsi ini, Choerul
Anwar, Junior Sales Executive Pertamina LPG III Kalsel tidak membantah. Ia
membenarkan bahwa saat ini, untuk memenuhi kebutuhan Elpiji Kalsel dan Kalteng
masih dipegang oleh PT. Agrabudi Karyamagra. SPPBE miliki PT Arabudi Karyamagra
ini beralamat di Jalan A Yani Km. 23.9, Landasan Ulin, kota Banjarbaru. “Saat
ini untuk memenuhi kebutuhan Elpiji di Kalsel dan Kalteng memang hanya ada satu
SPPBE, yaitu SPPBE milik PT Agrabudi Karyamagra di Banjarbaru,” ujar Choerul.
Dikatakannya, meski
begitu, kebutuhan Kalsel dan Kalteng dengan adanya SPPBE itu sudah tercukupi.
Setiap harinya SPPBE Agrabudi menyuplai 100 hingga 115 ton gas Elpiji 12 Kg ke
Kalsel dan Kalteng. Selama ini menurutnya, walau hanya dikelola oleh satu SPPBE,
tidak ada kendala berarti dan stok aman. “Tidak ada masalah, aman saja,”
tegasnya.
Lalu apakah
tidak ada lagi SPPBE di Kalsel dan Kalteng yang akan dibangun untuk mencegah adanya
monopoli? Menjawab itu, Choerul mengatakan sudah ada dua SPPBE lagi yang akan
segera beroperasi. SPPBE itu akan dibangun di Kabupaten Tabalong dan Kabupaten
Banjar. Dua SPPBE itu, lanjutnya sudah selesai dibangun, namun masih menunggu
izin operasional dari Dirjen Migas. “Dua SPPBE yang sudah dibangun ada di
Kabupaten Banjar dan Tabalong. Tinggal menunggu izin operasional,” kata ia.
Dua SPPBE ini,
lanjutnya, direncanakan mampu menyuplai sebanyak 30 ton gas Elpiji 12 Kg ke
daerah Muara Teweh, Tabalong, dan HSU. Namun, kemungkinan SPPBE di Kabupaten
Tanjung yang akan segera beroperasi, sedangkan di Kabupaten Banjar masih belum
bisa dipastikan. “Sebenarnya tambahan dua SPPBE ini tidak menambah jumlah
suplai, namun meningkatkan efisiensi biaya dan waktu distribusi,” paparnya.
Sementara itu,
untuk kenaikan harga gas Elpiji 12 Kg di Kalsel dengan harga tertinggi di
Kalimantan, ia enggan berkomentar. Menurutnya itu bukan ranah dari pihaknya,
termasuk soal konversi minyak tanah ke gas yang masih menyisakan lima kabupaten
di Kalsel. “Wah itu bukan ranah kami lagi,” pungkasnya. (stp/mb)