Punya Obsesi
Bantu Anak Jalanan
Siapa sangka sendal jepit bermerek
Nippon bisa disulap menjadi media seni yang bernilai tinggi? Bahkan mampu
menambah pundi-pundi penghasilan. Sendal jepit hasil karya pemuda banua ini pun
diminati sampai ke Jakarta, Solo, dan Yogyakarta. Wow, siapa dia?
Anak muda kelahiran 24 Maret 1993 ini bernama lengkap Roni Akbar Ramadhan. Dia merupakan anak sulung di keluarganya yang saat ini berdomisili di Banjarbaru. Saat ini pemuda yang akrab disapa Roni ini masih berkuliah di Politeknik Negeri Banjarmasin.
MANTAP-Hasil Karya Roni Akbar Ramadhan |
Awal mula merintis seni ukir sendal jepit itu, Roni mengakui berhadapan dengan beberapa kesulitan, terutama keterbatasan alat ukir. Saat itu ia hanya menggunakan pisau pemotong kertas sederhana untuk membuat gambar di atas sendal jepit. Terkadang, ada pula sendal jepit yang malah rusak karena terlalu dalam menusukkan pisau pemotong kertas. "Wah susah juga, karena saat itu cuma pakai pisau sederhana buat motong kertas. Ada sandal yang sampai putus segala. Tapi sekarang sudah pakai pisau khusus," kenangnya sambil tersenyum.
Untuk satu buah sendal jepit dengan pola ukir cukup rumit, ia membandrol dengan harga paling murah Rp 30.000 saja. Jika pesanan pola ukir semakin rumit, harga akan naik. Selama ini menurut Roni, paling rumit adalah membuat logo klub sepak bola, ketimbang yang lain. Logo klub sepak bola dikatakannya mempunyai tingkat kerumitan tersendiri. Selain itu, paling cepat ia bisa menyelesaikan sendal jepit ukir dalam waktu tiga jam per buah. "Paling rumit selama ini adalah logo klub sepak bola. Gak bisa sembarangan bikinnya," kata ia.
Sendal jepit ukir hasil karya Roni pun sempat dipakai oleh pemenang pemilihan Putri Kalsel, Aneta Rahmawati karena dianggap unik dan mempunyai nilai seni. Sekarang sendal jepit ukir karya Roni sudah dikemas dengan bungkus plastik dan mempunyai merek resmi. "Putri Kalsel pernah pakai juga. Pernah pula ada instansi yang pesan buat acara, sampai puluhan buah," imbuhnya.
Kepada para pemuda banua, Roni mengatakan jangan kehilangan semangat, motivasi dan kreativitas. Di zaman serba susah seperti sekarang, katanya, tak cukup punya ijazah, namun juga harus ada keahlian. "Kembangkan potensi kita, jangan malu dan ragu. Insya Allah ada jalan bagi kita, asal mau kerja keras. Tapi harus tetap enjoy menjalaninya biar gak stres," pungkasnya sambil mengacungkan jempol. (stp/mb)