BANJARMASIN - Menggunakan
jejaring sosial untuk menyampaikan gagasan dan menampung aspirasi masyarakat
agaknya sudah menjadi trend bagi kepala daerah di Indonesia. Gubernur Kalsel,
Rudy Ariffin menjadi pejabat paling terkenal di jejaring
sosial Twitter dengan jumlah follower (pengikut) hingga 26.597 orang.
TWITTER - Beginilaih kicauan Gubernu Kalsel di twitter |
Dalam "kicauannya" di Twitter, setiap hari banyak masyarakat yang menyapa, bahkan melaporkan masalah di daerah. Biasanya Rudy membalas semua laporan tersebut langsung di akun @HRudyAriffin miliknya. "Abah Rudy, kira-kira stadion 17 Mei kawalah sudah dipakai tahun ini," kata seorang akun @Aqrolly.
Pertanyaan seperti ini biasanya dijawab singkat oleh Rudy Ariffin. Bahkan bahasa yang digunakan pun kebanyakan menggunakan bahasa Banjar. "Insya Allah awal 2015," kata Rudy membalas pertanyaan akun @Aqrolly di Twitter.
Wakil Gubernur Rudy Resnawan misalnya, dan beberapa tokoh birokrat dan politik di Kalsel jarang menggunakan twitter seperti yang dilakukan Rudy. Namun menurut pantauan Mata Banua, langkah Rudy menampung aspirasi dan berkomunikasi langsung dengan masyarakat lewat Twitter cukup diapresiasi, terutama oleh anak muda.
Pemerhati sosial media Kalsel, Haris MD berpendapat, langkah Rudy Ariffin memanfaatkan sosial media seperti Twitter patut diapresiasi. Dengan begitu, katanya, masyarakat bisa secara langsung berkomunikasi, bahkan "curhat" tanpa ada sekat prosedur birokrasi.
Dalam demokrasi yang sehat dan perkembangan teknologi, seorang Gubernur dikatakannya "wajib" memiliki akun jejaring sosial, minimal Facebook. "Seorang pemimpin memang tak mungkin menerima semua keluhan masyarakat, namun jejaring sosial paling tidak bisa mewujudkan itu meski tidak semuanya," papar dia.
Selain itu, dengan perkembangan telepon genggam pintar (smartphone), dan harga semakin terjangkau, membuat masyarakat yang terlibat menggunakan jejaring sosial semakin meluas. Bukan hanya kalangan anak muda, namun juga para orang dewasa, hingga Presiden. "Presiden SBY misalnya, juga memanfaatkan jejaring sosial. Begitu juga dengan Jokowi sebagai Presiden terpilih. Followernya di Twitter sudah jutaan," lanjutnya.
Ia berharap, semakin banyak kepala daerah, pejabat, dan politisi menggunakan jejaring sosial untuk menampung aspirasi masyarakat. Sehingga sekat antara penguasa dan rakyat semakin tipis. "Sebagian besar kepala daerah di Kalsel belum memanfaatkan jejaring sosial, ke depan harusnya sudah punya akun resmi," tandasnya. (stp/mb)