BANJARMASIN
- Sampai saat ini hujan buatan untuk Kalimantan Selatan masih belum
bisa dilaksanakan. Hotspot (titik api) sudah mencapai 940 titik, dan
diprediksi mencapai lebih 1000 titik sejak awal Januari hingga akhir Desember 2014 di Bumi
Lambung Mangkurat.
Untuk melakukan proses teknologi modifikasi
cuaca (TMC) hujan buatan di Kalimantan Selatan Kalimantan Selatan masih
mengalami kendala. Kendala utama adalah masalah teknis seperti pesawat
dan bahan kimia natrium chlorida yang belum siap.
Pesawat CASSA
dan Hercules masih belum bisa beroperasi karena kendala teknis mesin,
sedangkan bahan baku kimia pembuat hujan buatan juga belum datang dari
pulau Jawa. Padahal untuk melakukan hujan buatan, diperlukan dua ton
garam natrium chlorida. "Hingga awal Oktober titik api sudah mencapai
940 titik di Kalimantan Selatan. Ini jauh lebih banyak dari 2013 yang
hanya 400 titik," kata Kepala Sub Bidang Pencegahan BPBD Kalsel,
Syahrudin.
Padahal,
lanjutnya, Gubernur Kalsel sudah menginstruksikan hujan buatan segeral
dilaksanakan untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan meluas. Bukan
hanya di Kalsel, pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Barat juga mengalami hal yang sama. Untuk sana sudah bukan masalah,
karena tersedia. Namun pesawat dan bahan baku garam yang masih belum
bisa digunakan.
Syahrudin menjelaskan, sekarang ini kebakaran
lahan terus terjadi. Rata-rata setiap hari ada 50 titik api menurut
pantauan satelit NOAA. Ditambah lagi dengan cuaca yang kemarau
berdasarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jumlah
titik api di Kalimantan Selatan sangat mengkhawatirkan. "Kalimantan
Selatan masih tetap berada dalam status siaga darurat kebakaran lahan
dan kabut asap hingga 31 Oktober nanti," paparnya.
Ditambahkannya,
dalam sepuluh hari ke depan, pesawat CASSA, Hercules dan garam natrium
chlorida akan siap diguanakan untuk melaksanakan TMC hujan buatan.
Targetnya, titik api di Kalsel berkurang, bahkan habis. BPBD Kalsel juga
menambah jumlah posko, sebanyak enam posko. Lima posko untuk Kabupaten,
sedangkan satu posko khusus untuk provinsi. "Sudah kami siapkan lima
posko tambahan, masing-masing satu untuk Kabupaten Banjar, Tapin,
Batola, Kota Banjarmasin dan Banjarbaru," kata dia.
Para relawan
dilapangan, lanjutnya, setiap hari masih melakukan upaya pemadaman jalur
darat. Masih banyak pembakaran lahan yang terjadi, dan dilakukan oleh
oknum tak bertanggungjawab. Sementara hujan buatan masih belum
dilaksanakan, relawan hanya memadamka api di tempat yang dekat dengan
pemukiman warga. "Pemadaman jalur darat terus dilakukan. Kebakaran terus
terjadi tiap hari, diperparah cuaca panas belakangan ini," ujarnya.
(stp/mb
)