BANJARMASIN
- Ketidakjelasan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan
di Kalimantan Selatan nampaknya sedikit terjawab. Kepala Unit Pelaksana
Tugas (UPT) hujan buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT), Heru Widodo kembali berjanji melakukan hujan buatan, Jumat
(17/10).
Dihadapan perwakilan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, Heru menyampaikan janjinya tersebut
pada pertemuan BPBD dan BNPB di Bengkulu. Ia juga mengatakan dalam dua
hari ke depan, pesawat Hercules dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Udara (TNI-AU) akan dikirim ke Jakarta. Sekaligus membawa sebanyak enam
ton garam natrium chlorida. "Saat kami sampaikan kondisi Kalimantan
Selatan yang sudah parah, Kepala UPT hujan BPPT, Heru Widodo berjanji
dua hari ke depan hujan buatan dilaksanakan di Kalimantan Tengah dan
Kalimantan Selatan," kata Suriadi, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan
BPBD Kalimantan Selatan.
Selain itu, pihak UPT hujan buatan BPPT,
kata dia, juga menjanjikan akan mengirim pesawat CASSA dan Helikopter
Water Bombing. Pesawat CASSA dan Helikopter tersebut untuk menambah
kekuatan penanggulangan kebakaran lahan dan kabut asap di daerah
penghasil batubara terbesar nomor dua di Indonesia ini. "Pesawat CASSA
untuk dan Helikopter Water Bombing masih dalam proses izin terbang dari
Kementerian Perhubungan untuk menambah kekuatan," paparnya.
TMC
hujan buatan sendiri adalah usaha campur tangan manusia dalam
pengendalian sumberdaya air di atmosfer untuk menambah curah hujan dan
mengurangi intensitas curah hujan pada daerah tertentu untuk
meminimalkan bencana alam yang disebabkan oleh iklim dan cuaca dengan
memanfaatkan parameter cuaca.
Tindakan TMC di Indonesia juga
sudah diatur dalam undang-undang. Seperti Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air dalam pasal 38 ayat
1, yang menyatakan bahwa pengembangan fungsi dan manfaat air hujan
dilaksanakan dengan mengembangkan Teknologi Modifikasi Cuaca.
Sebelumnya,
Gubernur Kalimantan Selatan, H Rudy Ariffin ternyata cukup pusing
dengan kabut asap yang melanda Kalimantan Selatan. Hujan buatan tak bisa
dilaksanakan sampai saat ini karena pesawat CASSA dan Helikopter Water
Bombing rusak. Awan yang tipis menjadi "kambing hitam" hujan buatan tak
kunjung dilaksanakan.
Padahal pihak Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) sudah menganggarkan Rp 2 Miliar untuk Teknologi
Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan. Namun BNPB sampai saat ini seolah
"menutup mata" dengan kondisi kabut di Kalimantan Selatan dan Kalimantan
Tengah yang terkapar parah.
Saat dimintai keterangan, Gubernur
Kalimantan Selatan, H Rudy Ariffin mengaku sudah berusaha maksimal
meminta hujan buatan. Namun BNPB menolak, karena menganggap awan di
Kalimantan Selatan tipis. Sehingga tak bisa ditaburi garam untuk proses
hujan buatan. "BNPB menilai awan di Kalimantan Selatan masih tipis,
sehingga belum bisa dilakukan hujan buatan," jelasnya. (stp)