BANUAONLINE.COM – Curah
hujan di Kalimantan Selatan mulai semakin tinggi sejak bulan November lalu.
Hujan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika akan lebih deras pada bulan Januari
2015 nanti. Awal tahun nanti menjadi puncak musim penghujan di banua.
Kalimantan Selatan siap-siap hadapi bencana banjir.
Terutama di kabupaten
penghasil tambang, sangat berpotensi terpapar banjir besar seperti tahun lalu. Daerah-daerah
rawan bencana banjir besar adalah Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Tanah Laut dan
Kabupaten Banjar. Sebanyak 17.836 jiwa menjadi korban dampak dari bencana
banjir di Kalimantan Selatan. “Januari menjadi puncak musim penghujan di Kalimantan
Selatan, juga diprediksi akan menimbulkan banjir,” kata Sofyan AH, Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Selatan, (12/2014).
Bencana banjir
di Kalimantan Selatan patut diwaspadai, karena di tahun 2014 banjir bahkan
memakan dua korban jiwa di Kabupaten Tanah Bumbu. Satu orang dinyatakan hilang
akibat banjir yang terjadi pada 14 Maret dan sembilan Agustus 2014. Banjir di
daerah penghasil tambang, dikatakannya cukup berbahaya.
Karena banyak
hutan yang dibabat, akhirnya daerah resapan air berkurang. Hingga air hujan
sangat cepat turun dan membuat sungai pasang. Akibatnya, banjir besar terjadi
dalam hitungan jam. Tentunya sangat berbahaya bagi masyarakat sekitar. “Saat
malam turun hujan deras, subuh rumah sudah hanyut dibawa banjir, terjadi sangat
cepat dan berbahaya,” ujarnya.
Di Kabupaten
Tanah Bumbu, ada empat wilayah yang rawan terkena banjir. Daerah itu adalah daerah
Satui, Pagatan, Sebamban, dan Batulicin. Sedangkan di Kabupaten Banjar, rawan
terjadi di Martapura dan Pengaron.
Selama 2014
saja, ada 3.654 buah rumah yang terendam, sedangkan sawah dan kebun yang
terendam sebanyak 1.663 hektar. Di Kalimantan Selatan sendiri, ada sebanyak
435.962 hektare lahan yang sangat rawan banjir, dengan 86.468 hektar sangat
berbahaya jika sudah terkena banjir.
Oleh karena itu,
BPBD Kalimantan Selatan sudah mulai membuat alat pendeteksi banjir dini di
empat daerah. Alat ini berfungsi memperingatkan masyarakat jika ada potensi
banjir yang membahayakan. Sehingga masyarakat bisa mempersiapkan diri untuk
menyelematkan diri dan keluarga. “Ini sebagai usaha antisipasi, agar
meminimalisir dampak negatif dari bencana banjir,” tambahnya.
Alat ini
rencananya dipasang di Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Banjar, Kabupaten
Balangan dan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dana yang diperlukan untuk alat
pendeteksi banjir ini sebanyak Rp 380.000.000. Peralatan akan siap digunakan di
tahun 2015 nanti.
Sekedar
informasi, Kabupaten Batola ternyata juga memiliki tingkat kerawanan tinggi
terkena bencana banjir. Sebanya 188.022 hektar lahan di Kabupaten Batola sangat
rawan terkena banjir, apalagi di musim penghujan seperti saat ini. (stp/mb)