Saat anak-anak muda lain lebih memilih menghabiskan waktu
libur untuk bersenang-senang, mereka malah bergulat dengan anak jalanan.
Bagi mereka, membina anak jalanan adalah ladang amal dan memuaskan
batin. Siapa mereka?
Rela Tak Dibayar, Sering Habiskan Waktu Libur untuk Anak Jalanan
Nama kelompok mereka ini adalah Syiar Jalanan, yang diisi
oleh para mahasiswa dari latar belakang perguruan tinggi berbeda di
Banjarmasin. Sebagian berasal dari IAIN Antasari Banjarmasin, dan
Universitas Lambung Mangkurat. Mereka bersatu untuk memperjuangkan para
anak jalanan agar terbina menjadi lebih baik, memiliki wawasan,
keahliann dan akhlak yang baik.
ANTUSIAS- Kegiatan anak jalanan di Banjarmasin |
Secara rutin, Syiar Jalanan mengadakan pengajian untuk para
anak jalanan yang biasanya berada di sentra pasar Antasari Banjarmasin
dan sekitarnya. Selain pengajian, ada pula kegiatan pembinaan agar para
anak jalanan memiliki keahlian, dan bisa mandiri. Tentunya, tak mudah
pada awalnya membina para anak jalanan yang sudah terbiasa hidup liar di
“belantara” jalanan ibukota tersebut.
Komunitas ini terbentuk Oktober 2011 lalu. Penggeraknya
adalah sejumlah mahasiswa yang berkuliah di IAIN Antasari Fakultas
Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, rata-rata masih di semester
dua-tiga, jumlahnya sekitar 20 orang lebih.
Tiap malam Jumat, ada pengajian anak-anak jalanan binaan SJ
mulai selepas magrib sampe isya. Sementara tempatnya terkadang meminjam
kantor UPTD Pasar Sentra Antasari milik Dinas Pengelolaan Pasar Kota
Banjarmasin yang terlentak di lantai dua terminal Pasar Sentra Antasari.
Anak-anak itu diajari mengaji, fikih, dan akhlak. “ Kami berharap para
anak jalanan bisa pribadi yang berakhlak baik dan berwawasan,” kata
Khairin Najerin, Ketua Syiar Jalanan Banjarmasin.
Di samping ilmu agama, para -anak jalanan ini juga diberi
pembinaan. Tak jarang ada juga anak jalanan yang hobi ngelem. Lalu
bagaimana caranya mengumpulkan para anak jalanan hingga mau ikut
pembinaan? Syiar Jalanan menggunakan cara khusus, yaitu dengan
sering-sering nongkrong bersama anak-anak itu di jalan. Setelah dianggap
dekat seperti keluarga, baru diajak ngaji. dari pertama yang ikut
sepuluh anak, lama-lama yang sepuluh itu mengajak teman-temannya yang
lain.
Salah satu pegiat Syiar Jalanan, Algi, mengungkapkan bahwa
saat ini perhatian negara terhadap para anak jalanan masih kurang,
padahal mereka seharusnya dilindungi oleh negara sesuai amanat
undang-undang yang ada di Indonesia. “Para anak jalanan, khususnya di
Banjarmasin punya hak yang sama dengan anak-anak lainnya untuk
mendapatkan pendidikan dan lain-lain. Kami berusaha agar mereka percaya
diri dan bisa mandiri,” katanya.
Visi Syiar Jalanan sendiri, katanya, adalah mensyi’arkan
ajaran agama Islam dan memberikan solusi kehidupan yang ditujukan untuk
anak jalanan dan kawasan anak jalanan di kota Banjarmasin demi
terwujudnya Banjarmasin bungas. Caranya adalah dengan melibatkan
sebanyak mungkin mahasiswa dan aktivis organisasi untuk peduli kepada
anak jalanan dengan menjadi seorang sahabat dan guru.
Baru-baru ini, pada 12 Desember 2014 lalu Syiar Jalanan
bersama para anak jalanan melakukan kegiatan di perempatan lampu merah
Jl.Pangeran Antasari depan Masjid Agung Miftahul Ihsan. Anak jalanan
bersama Satpol PP Kota Banjarmasin melakukan aksi sosialisasi Perda Kota
Banjarmasin mengenai Tata Tertib Lampu Merah. “Alhamdulillah kegiatan
berlangsung dengan lancar dan diramaikan oleh musik kreatif anak jalanan
dan kawan-kawan mahasiswa,” tuturnya.
Baca terus BANUAONLINE.COM, follow twitter @banuaonline.
BACA JUGA
JANUARI, KALSEL WASPADA BANJIR >> http://www.banuaonline.com/2014/12/kalsel-waspada-banjir-januari-2015.html
GELANG SIMPAI DAYAK MERATUS KALSEL LUAR BIASA >> http://www.banuaonline.com/2014/12/melihat-pembuatan-gelang-simpai-dayak.html
WISATA UNIK LABIRIN TANAH LAUT >> http://www.banuaonline.com/2014/11/wisata-unik-labirin-pelaihari.html