BANUAONLINE (12/2014) – Terungkap
sudah siapa dalang yang menyebabkan bencana kabut asap di Kalimantan Selatan
pada September hingga Oktober lalu. Lebih dari 50 persen kabut asap disebabkan
oleh kelalaian perusahaan perkebunan sawit dan karet. Sebanyak 2.682 hektar
lahan terbakar adalah areal kebun sawit dan karet, dari total 5.622 hektar
kebakaran lahan.
Ternyata
ada dua daerah yang menjadi sumber utama kabut asap ini. Daerah tersebut adalah
Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar. Dua daerah ini memiliki perkebunan sawit
dan karet dalam jumlah besar, dan karena kelalaian perusahaan menyebabkan 2.682
hektar lahan terbakar. Akibatknya kabut asap pekat melandak Kalimantan Selatan.
Masyarakat
terancam infeksi saluran pernapasan, iritasi mata, sekolah diliburkan, hingga
bahaya lalu lintas darat dan udara. Ratusan jadwal penerbangan terpaksa ditunda
hingga berjam-jam. Setelah kabut asap reda, barulah terungkap, penyebab
utamanya adalah perusahaan besar kebun sawit dan karet.
Fakta
ini diungkap oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan
Selatan, Sofyan AH. Ia membeberkan secara gamblang penyebab kebakaran hutan dan
lahan di banua yang mengakibatkan Kalimantan Selatan ditetapkan berstatus siaga
darurat bencana. “Ini karena pihak perusahaan kurang persiapan antisipasi,
sehingga lahan perkebunan mereka yang ribuan hektar itu terbakar, dan
menimbulkan kabut asap,” kata Sofyan AH.
Lalu
apakah sudah ada tindakan tegas kepada para pengusaha pemilik perusahaan
perkebunan yang menyebabkan bencana kabut asap di Kalimantan Selatan? Mengenai
ini Sofyan tak menjawab, hanya saja dirinya menjelaskan bahwa BPBD Kalimantan
Selatan sudah menyampaikan ini kepada wakil Gubernur dan mengusulkan untuk
diadakan pertemuan dengan para pengusaha perkebunan tersebut.
Apalagi
jumlah lahan terbakar sangat luas dan berdampak negatif kepada masyarakat di
Kalimantan Selatan. Sementara itu, BPBD Kalimantan Sendiri sudah berupaya
maksimal melakukan pemadaman di areal kebakaran lahan dan hutan, namun jelas
yang paling utama adalah upaya pencegahan. “Inilah yang sedang kami usahakan,
akan ada pertemuan dengan para pengusaha perkebunan, agar mereka sadar dengan
antisipasi kebakaran lahan. Khususnya di daerah perkebunan mereka,” ujarnya.
BPBD
sendiri, ujarnya, bukan tanpa usaha, hingga mendatangkan pesawat helikopter water bombing dari Rusia, dengan pilot
dan teknisi juga dari negara sempat bernama Uni Soviet itu. Hujan buatan pun
ternyata tak efektif karena beberapa kali salah sasaran. Sehingga tak bisa
cepat menghalau kebakaran lahan dan hutan. “Misalnya saja kita rencanakan hujan
buatan di Kabupaten Banjar dan Tapin, ternyata hujan malah turun di Kotabaru,”
papar dia.
Di
Kalimantan Selatan, pada 2014 ini, memiliki jumlah hotspot (titik api) paling banyak
dibanding tahun 2010 hingga 2013 lalu. Selama 2014 ini tercatat ada 1.519 titik
api, sedangkan tahun 2012 hanya 1.003 titik, dan 2013 488 titik api saja.
Sofyan mengakui, jumlah titik api tahun ini memang paling banyak, dan cukup
merepotkan. (stp/mb)
baca terus berita terupdate dari BANUAONLINE.COM, follow twitter @banuaonline.
Baca juga >>
Walikota Banjarmasin H Muhidin "Diserang" Ombudsman Kalsel : http://www.banuaonline.com/2014/12/muhidin-disurati-ombudsman-kalsel.html
Penyebab kabut asap di Kalsel ternyata 50 Persen dari Perusahaan Perkebunan! >> http://www.banuaonline.com/2014/12/perusahaan-sawit-dalang-kabut-asap.html
Gawat! Sepertiga Wilayah Kalsel "Digulung" Tambang >> http://www.banuaonline.com/2014/12/gawat-sepertiga-kalsel-wilayah-tambang.html
baca terus berita terupdate dari BANUAONLINE.COM, follow twitter @banuaonline.
Baca juga >>
Walikota Banjarmasin H Muhidin "Diserang" Ombudsman Kalsel : http://www.banuaonline.com/2014/12/muhidin-disurati-ombudsman-kalsel.html
Penyebab kabut asap di Kalsel ternyata 50 Persen dari Perusahaan Perkebunan! >> http://www.banuaonline.com/2014/12/perusahaan-sawit-dalang-kabut-asap.html
Gawat! Sepertiga Wilayah Kalsel "Digulung" Tambang >> http://www.banuaonline.com/2014/12/gawat-sepertiga-kalsel-wilayah-tambang.html