BANUAONLINE.COM – Siapa menyangka, biaya
untuk jasa kebersihan di gedung DPRD Kalimantan Selatan menyedot uang rakyat
hingga setengah miliar rupiah lebih? Menurut penelusuran,
lelang pengadaan jasa kebersihan ini sudah dimulai sejak November tahun lalu
dengan anggaran Rp. 687.555.000.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEglA96m9T4L8N4vaqpBIMPu4f-RQ0yrnUToY0elLkopzUHxJeYUREXivbBUVee_BDjztY3gViQtTDEDnmMzfEEa1_Ua_PXTZpxV-CXk6lQpeT-fdX19qNPO3Uqc5LTvv7b1pOPJjM_dRElM/s1600/images.jpg)
Perusahaan ini memberikan penawaran
harga terendah, yaitu Rp 639.440.000. Dari data jadwal lelang disebutkan bahwa
penetapan pemenang dilakukan pada 18 Desember 2014 lalu. Sedangkan
penandatanganan kontrak dilakukan pada 2 Januari 2015 ini.
Anggaran sebanyak Rp 639.440.000 ini
diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kalimantan Selatan
tahun 2014. Pengadaan jasa kebersihan ini sendiri untuk tahun 2015. Jika
dikalkulasikan secara kasar, dalam satu bulan, biaya jasa kebersihan untuk
gedung DPRD kalsel sekitar Rp 50 juta. Tentu bukan angka yang sedikit.
Untuk ukuran gedung DPRD Kalimantan
Selatan, dengan anggaran sebanyak itu, kebersihan di DPRD Kalimantan Selatan
mesti maksimal. Beberapa anggota DPRD Kalimantan Selatan yang dimintai komentar
terkait anggaran pengadaan jasa kebersihan ini enggan menanggapi, karena
menganggap itu adalah urusan pihak sekretariat.
Sementara itu, pengamat sosial dan
politik dari Universitas Islam Kalimantan, Nasrullah mengatakan, dana pengadaan
jasa kebersihan sebesar lebih dari setengah miliar rupiah setahun itu harus
dilihat sebesar apa kapasitas gedung yang dibersihkan.
Selain itu juga harus dilihat berapa
banyak petugas kebersihan yang diturunkan dengan anggaran Rp 50 juta per bulan
tersebut. Sehingga dari sana dapat terlihat secara kasat mata, apakah anggaran
sebanyak itu sudah sesuai atau tidak. “Mungkin secara aturan sudah benar, namun
secara kepatutan bisa dilihat secara kasat mata. Apakah kualitas pengelolaan
kebersihan di sana sudah sesuai dengan anggaran itu atau tidak,” ujarnya.
Sebelumnya, DPRD Kalimantan Selatan
juga sempat dihebohkan dengan anggaran pembuatan website. Anggaran website
tersebut sempat dinilai cukup fantastis dan menjadi sorotan media massa. (stp/mb)
Posting Komentar