Di
kampung Kuin baulah masigit, Mesjid Sultan Suriansyah dibari ngaran...” (lirik
lagu Pangeran). Mendengar lagu yang diciptakan oleh Anang Ardiansyah tersebut, kita
akan teringat dengan Mesjid Sultan Suriansyah yang menjadi bukti sejarah adanya
Kerajaan Banjar di Kalsel.
Menyusuri Sungai Kuin
Alalak Banjarmasin yang menuju ke Pasar Terapung, sudah pasti akan melewati
sebuah bangunan mesjid bersejarah di Kalimantan Selatan. Mesjid berarsitektur
mirip dengan pola ruang dari arsitektur Mesjid Agung Demak tersebut memang
menjadi sebuah bangunan yang menjadi saksi, bagaimana Kerajaan Banjar dan Banjarmasin
dari masa ke masa.
Berdasarkan beberapa data
sejarah, diperkirakan usia masjid ini sudah mencapai angka 450 tahun dan
termasuk salah satu masjid tertua di Indonesia. Bagi wisatawan yang berkunjung
ke Banjarmasin, Mesjid Sultan Suriansyah memang menjadi tempat tujuan.
Karena jika ingin
menuju Pasar Terapung, biasanya wisatawan memilih memulai perjalanan dengan
kelotok (baca: perahu motor) di dermaga sungai depan mesjid ini. Mesjid Sultan
Suriansyah atau yang dikenal juga dengan sebutan Mesjid Kuin ini berada di
Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara.
Salah satu pengunjung
bernama Taufik mengatakan, jika ia ingin ke Pasar Terapung, ia selalu datang ke
Mesjid Sultan Suriansyah terlebih dahulu. Salat subuh di sana, baru kemudian
menuju Pasar Terapung. “Saya kalau ke Pasar Terapung selalu ke mesjid ini.
Biasanya sih dengan teman-teman. Salat subuh dulu di masjid, nah baru ke Pasar Terapung.
Kalau kesiangan, keburu sepi dan pedagangnya pada bubar,” ujarnya.
Kalau kita dari jalan
A.Yani, terus saja menuju jalan S Parman arah ke Unlam Banjarmasin. Ketika
menemukan jembatan, belok kiri pada belokan ke dua. Nah kurang lebih 3 Km lagi
sudah sampai di Mesjid Sultan Suriansyah. “Gampang saja menuju mesjid ini.
Tidak susah kok, paling hanya setengah jam saja dari pusat kota Banjarmasin,”
lanjutnya.
Selain menjadi tempat
ibadah, Mesjid Sultan Suriansyah ternyata juga membawa berkah bagi para pengemudi
kelotok yang melayani perjalanan pariwisata ke Pasar Terapung Kuin dan Pulau
Kembang. Tiap setelah salat subuh, terutama pada hari Minggu, para pengemudi
kelotok ini sudah datang ke dermaga depan mesjid. Mesjid Kuin merupakan salah
satu dari tiga mesjid tertua yang ada di kota Banjarmasin pada masa Mufti
Jamaluddin (Mufti Banjarmasin).
Mesjid yang lainnya
adalah Mesjid Besar (Mesjid Jami) dan Mesjid Basirih. Mesjid Sultan suriansyah
masuk dalam 10 Masjid tertua di Indonesia. Di mesjid ini berbagai acara
keagamaan Islam digelar. Mulai dari salat lima waktu berjamaah, salat Jumat,
salat tarawih pada saat bulan Ramadan dan salat Idul Fitri dan Idul Adha.
Posting Komentar