Setelah heboh dengan
bukit Telettubies di Kabupaten Tanah Laut, kini muncul lagi satu destinasi
wisata baru di banua. Danau berwarna biru yang cantik ramai dibicarakan di
media sosial. Tempat ini memberikan keindahan, namun juga keprihatinan,
mengapa?
Memberikan Keindahan,
Sekaligus Keprihatinan
Sejak ramai
dibicarakan di media sosial seperti facebook
dan twitter tempat ini menjadi ramai dicari untuk didatangi. Ada yang
sekedar untuk wisata menghilangkan kejenuhan, dan ada pula yang menjadikan
lokasi ini sebagai latar foto pre
wedding.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMwqlE-TZo254gNLhb_ctPW7Hsk5eK-SnMTEbqIHWxolEGWWLiqGq54OkDlaLdXTjnhbHPOu-gGEm_mlpv687fQux7tBwLozqi4EXOQaGlTxLRpvB3KHebumWKmCGWVagY1NR7IAHXXLXI/s1600/131.jpg)
Jika dari Banjarmasin,
akan memakan sekitar dua jam perjalanan. Meskipun berada di Kabupaten Banjar,
bukan berarti dekat dengan kota Martapura. Perlu satu jam perjalanan lagi jika
dari Martapura. Dari Simpang Empat Pengaron, ambil jalan ke kanan (ke Arah
Pengaron / Benteng), dari situ lurus saja mengikuti jalan utama.
Nanti kita akan
bertemu dengan jalur tambang, nah di sana lah lokasi danau biru ini bisa kita
temukan. Meskipun indah, danau biru ini ternyata adalah bekas galian tambang
yang sudah tidak terpakai lagi. Karena mulai sering dikunjungi, akhirnya juga
mulai banyak pengunjung yang memasang foto berlatar danau biru tersebut sebagai
foto profil facebook maupun blackberry messenger (BBM). Meskipun
danau dan berisi air, namun air di dalam danau ini nampaknya kurang bagus untuk
kulit manusia.
Karena diduga masih
mengandung zat-zat bekas tambang yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena
itu, jika untuk sekedar berfoto mungkin masih oke, tapi kalau untuk berenang di
dalamnya, sebaiknya jangan.
Di sinilah barangkali
letak keprihatinannya. Danau yang indah ini ternyata adalah bekas galian
tambang yang nampak terbengkalai, dan tak bisa digunakan lagi. Jelas dulunya,
sebelum menjadi galian tambang, lokasi tersebut masih bagus dengan tumbuhan dan
pepohonan. Namun karena dijadikan lokasi tambang, lingkungan sekitar menjadi
rusak.
Maklum saja, di daerah
Pengaron, Kabupaten Banjar ini sudah sejak zaman penjajahan Belanda dijadikan
daerah kawasan tambang. Bahkan disana, tepatnya di desa Benteng, masih ada
bekas benteng Belanda yang pernah menjadi saksi sejarah perjuangan masyarakat
Banjar.
Pada Februari 2014
lalu, Lokasi tambang dan benteng Belanda Orange Nassau, di Desa Benteng,
Kecamatan Pengaron ini direkomendasikan Tim Peneliti Balai Arkeologi Banjarmasin sebagai situs
cagar budaya nasional.