BANUAONLINE.COM - Rumah adat khas suku Banjar yang masih asli memang sudah mulai
jarang ditemui. Di Banjarmasin, di sekitar daerah Kelurahan Surgi Mufti masih
bisa kita temui rumah banjar yang sudah dibangun sejak zaman dahulu. Jika tak
dirawat dan diperhatikan, maka rumah Banjar ini dikhawatirkan akan
"punah" digerus pembangunan.
Pengamat tata kota Banjarmasin, Ahmad Kahfi, mengharapkan ada perhatian dari Pemerintah Kota Banjarmasin, untuk menjaga warisan budaya, berupa rumah khas Banjar ini.
Menurutnya rumah khas Banjar yang banyak terdapat di daerah kelurahan Surgi Mufti, atau berdekatan dengan Museum Wasaka, sebenarnya bisa lebih dimaksimalkan. Khususnya sebagai aset wisata budaya di Banjarmasin. "Sebagai warisan budaya, bangunan rumah Banjar tentunya harus diperhatikan. Ini bisa menjadi salah satu destinasi pilihan wisata budaya untuk Banjarmasin," katanya (2/2015).
Pengamat tata kota Banjarmasin, Ahmad Kahfi, mengharapkan ada perhatian dari Pemerintah Kota Banjarmasin, untuk menjaga warisan budaya, berupa rumah khas Banjar ini.
Menurutnya rumah khas Banjar yang banyak terdapat di daerah kelurahan Surgi Mufti, atau berdekatan dengan Museum Wasaka, sebenarnya bisa lebih dimaksimalkan. Khususnya sebagai aset wisata budaya di Banjarmasin. "Sebagai warisan budaya, bangunan rumah Banjar tentunya harus diperhatikan. Ini bisa menjadi salah satu destinasi pilihan wisata budaya untuk Banjarmasin," katanya (2/2015).
Ditambahkan, beberapa kendala yang dihadapi adalah, kebanyakan dari rumah-rumah khas Banjar tersebut milik pribadi masyarakat, sehingga bisa direnovasi, maupun dibongkar oleh sang pemilik. "Itu memang menjadi kendala. Bukan hanya di Banjarmasin, namun juga di daerah lain di Nusantara. Hanya saja, akan ada cara, jika kita mau serius," lanjutnya.
Jika rumah-rumah khas Banjar, seiring dengan perjalanan waktu terus berkurang karena laju pembangunan, maka sama saja akan menghilangkan salah satu bukti sejarah, dan warisan budaya untuk anak cucu. "Harus benar-benar diperhatikan. Kalau nanti sudah tak ada lagi, anak cucu kita mungkin tak bisa lagi melihat bukti sejarah yang terkandung dalam bangunan berarsitektur Banjar itu nantinya," ujar Kahfi.
Selain itu, ia berharap, tak hanya bangunan rumah Banjar yang terus dilestarikan, namun aset budaya lainnya, seperti pasar terapung kuin, yang sekarang juga mulai mengalami penurunan jumlah pedagang. "Banjarmasin, sebenarnya mempunyai aset budaya yang cukup baik jika dikembangkan. Upaya pelestarian harus terus ditingkatkan, tentunya juga diiringi dengan partisipasi masyarakat," tandasnya.
Sekedar informasi, Umumnya rumah tradisional Banjar dibangun dengan
ber-anjung (ba-anjung) yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan
dan kiri bangunan utama karena itu disebut Rumah Baanjung. Anjung merupakan
ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa type Rumah
Banjar yang tidak ber-anjung. Tipe rumah yang paling bernilai tinggi adalah
Rumah Bubungan Tinggi yang biasanya dipakai untuk bangunan keraton. (stp/mb)
Posting Komentar