BANUAONLINE.COM – Jelang Ramadan, ada sebuah minuman tradisional khas Martapura yang fenomenal. Minuman ini akan semakin banyak saat Ramadan tiba. Bahkan saking fenomenalnya, sang pembuat bisa menghabiskan 10 Ton Gula pasir! Kebayang gak? Berikut laporannya dikutip dari /tpmkalimantan.wordpress.com.

Mungkin
bagi masyarakat Kabupaten Banjar atau Kalsel nama Abdul Sani tidak akan
membuat kesan mendalam di kepala masing masing warga bahkan mungkin
banyak yang akan mengatakan tidak kenal.
Namun hal ini akan berbeda jauh kalau nama Abdul Sani di kaitkan dengan Temu Lawak (Curcuma xanthorrhizae) dan
Bulan Puasa, semua masyarakat kabupaten Banjar dan Kalsel pasti akan
serta merta dengan setuju menyatakan bahwa Sani Temu Lawak adalah yang
terbaik.
Kenapa
tidak, temu lawak Sani merupakan sebuah jaminan mutu dan kualitas dari
minuman yang pada bulan puasa menjadi minuman primadona masyarakat
karena rasa dan khasiatnya.
Bahkan
saking ngetopnya, temu lawak Sani di beberapa pelosok pasar atau tempat
ada yang menggunakan namanya pada dagangan mereka dengan maksud
dagangan mereka lebih laris.

Siapakah
Abdul Sani? Pria yang usianya sudah lebih dari separo abat ini
menjalankan usaha rutinnya selama bulan Ramadhan sambil beribadah dengan
cara membuat Air Temu Lawak yang dibuat menjadi minuman yang beraroma
khas dan dipercaya dapat menambah ketahanan stamina selama berpuasa dan
baik utuk kesehatan.
Abdul
Sani menjelaskan, usaha rumah tangga dan kecil-kecilan ini ditekuninya
sejak tahun 1976 dimulai dari ketertarikannya untuk memberdayakan
tumbuhan tamu lawak sebagai minuman yang berkhasiat sebagai minuman
penambah staminan diwaktu pusa dan pengobatan bagi para penderita
penyakit maag.
“Pada awalnya usaha ini hanya bersifat coba-coba namun setelah banyak
dikenal orang khususnya masyarakat kabupaten Banjar maka usaha saya
makin berkembang, sampai saat ini saya selama bulan Ramadhan
menghabiskan 10 ton gula pasir dan 1 ton tamu lawak,” ungkapnya.
Menurutnya,
dalam sehari ia berhasil menjual ratusan jiregen yang dipesan atau
pembeli yang datang langsung kerumahnya.
Sedangkan
untuk masalah pemasaran Sani tidak lagi bersusah payah untuk memasarkan
hasil usahanya karena kebanyakan dari para pembeli datang langsung
ketempat pembuatan temu lawak dirumahnya.
Kebanyakan dari para pembeli menggunakan jiregen ukuran 30 liter dan kembali dikemas kedalam botol atau bungkus plastik untuk kembali dijual kepasar .M Rifhan Risani,SPi
Posting Komentar