BERITABANJARMASIN.COM - Warga Kalimantan Selatan tentunya sudah tidak asing lagi dengan kain khas suku Banjar, yaitu kain Sasirangan.
Arti kata sasirangan sendiri di ambil dari kata “sa” yang berarti “satu” dan “sirang” yang berarti “jelujur”. Sesuai dengan proses pembuatannya, Di jelujur, di simpul jelujurnya kemudian di celup untuk pewarnaannya.
Sasirangan menurut tetua adat Banjar dulunya di pakai untuk pengobatan orang sakit, dan juga di gunakan sebagai laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat (ikat pinggang), tapih bahalai (sarung untuk perempuan) dan lain sebagainya. Kain ini juga di pakai untuk upacara-upacar adat Banjar. Sekarang Sasirangan bukan lagi di peruntukkan hanya untuk spiritual, tapi sudah jadi pakaian kegiatan sehari-hari.
Di Pemerintahan Daerah Kalimantan Selatan, Sasirangan di sejajarkan dengan Batik.
Pelestarian Motif Sasirangan
Upaya untuk melindungi warisan leluhur suku adat Banjar ini di buktikan dengan mendaftarkannya ke baru beberapa motif yang terdaftar di HAKI Departemen Hukum dan HAM RI. Ada beberapa motif kain sasirangan, diantaranya:
-Iris Pudak
-Kambang Raja
-Bayam Raja
-Kulit Kurikit
-Ombak Sinapur Karang
-Bintang Bahambur
-Sari Gading
-Kulit Kayu
-Naga Balimbur
-Jajumputan
-Turun Dayang
-Kambang Tampuk Manggis
-Daun Jaruju
-Kangkung Kaombakan
-Sisik Tanggiling
-Kambang Tanjung.
source: http://amien12.blogspot.co.id
image: www.indonesia.travel
Posting Komentar