Diantara doa Nabi SAW untuk umatnya, “Ya Allah, berkahilah umatku di pagi hari “ (HR.empat Imam).“ Keberkahan hidup seseorang terlihat dari bagaimana cara ia meraih dan memanfaatkan nikmat-nikmat Allah secara optimal.
Dalam bahasa Al Quran, hidup berkah merupakan manisfestasi dari hayatan thayyiban (kehidupan yang baik), buah dari keimanan dan amal saleh yang memberikan pelakunya beragam kebaikan hidup, antara lain, tubuhnya sehat, rezekinya mengalir, ibadahnya rajin dan kebaikan lainnya.
Allah SWT berfirman, “Sekiranya penduduk negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka sesuai dengan perbuatannya.” (Al-A’raf (7) : 96). Dari ayat tersebut, bahwa kunci untuk mendapatkan keberkahan itu adalah dengan beriman dan bertaqwa. Jelas, keimanan tidak cukup hanya kita yakini dalam hati dan mengucapkan dengan lisan, tanpa ada bukti konkret melalui amaliah (perbuatan ). Adapun realisasi takwa kepada Allah adalah dengan berusaha menjaga syariat Allah, yaitu mengamalkaan apa yang telah Ia perintahkan dan menjauhi apa pun larangan-Nya.
Secara harfiah, berkah berarti an-namaa’ wa az-ziyaadah, yakni tumbuh dan berkembang/bertambah. Dengan kata lain, berkah sesuatu yang dapat membawa kebaikan. Jadi, berkah dapat pula dimaknai sebagai kebaikan yang bersumber dari Allah yang ditetapkan terhadap sesuatu sebagaimana mestinya, sehingga apa yang diperoleh dan dimiliki akan selalu berkembang dan bertambah besar manfaat kebaikannya. Diantara contoh berkah. Ketika lahir, bayi Muhammad SAW disusui oleh Halimah As-Sa’diyaah, seorang ibu dari Bani Sa’ad. Sebelum kehadiran bayi Muhammad SAW, kondisi kehidupan Bani Sa’ad dalam keadaan paceklik.
Namun setelah bayi Muhammad dibawa oleh Halimah ke kampungnya, selain kehidupan keluarga Halimah menjadi kian sejahtera, juga ternak berangsur – angsur menjadi gemuk, kantong susu menjadi penuh dan tanah menjadi subur. Anugerah berkah yang diterima Nabi Isa AS menyebabkan sebuah keistimewaan. Kemana pun ia pergi, maka tempat yang ia singgahi dan siapa pun yang bertemu dengannya mendapatkan manfaat berkah darinya, seperti orang yang sakit jadi sembuh, yang susah jadi mudah urusannya, dan seterusnya.(QS.Maryam (19 ) : 31).
Untuk meraih kucuran berkah, sebagai aktualisasi dari iman dan taqwa itu antara lain dengan istiqamah bangun sebelum waktu salat subuh. Nabi SAW.bersabda, “Umatku diberi berkah ketika pagi.“ Maka ujar Sakhr Al Ghamidi, Rasulullah SAW jika mengirim pasukan atau ekspedisi militer, beliau kirim ketika pagi. Kata Ibnul Mundzir, Sakhr adalah seorang pedagang, jika ia mengirim pegawai-pegawainya, ia berangkatkan ketika pagi sehingga hartanya berlipatganda dan bertambah banyak. Suatu ketika Ibnu Abbas RA melihat anaknya sedang tidur pagi, maka ia berkata “Bangunlah. Apakah kamu tidur pada waktu disebarkan rezeki?“ Diriwayaatkan dari Aisyah bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, “Bersegeralah dalam mencari rezeki dan kebutuhan (hajat) karena dalam kesegeraan (pergi pagi) itu terdapat keberkahan dan kesuksesan.“ (HR.Thabrani). Ini bukan berarti beraktivitas selain pagi dilarang, hanyasanya Rasulullah mengkhususkan waktu pagi agar memperoleh berkah karena pagi adalah waktu untuk beraktivitas. Masa pemeritahan Umar bin Abdul Aziz RA.hanya kurang lebih dua tahun empat bulan. Tapi keadilan, keamanan dan kemakmuran sudah merata dinikmati oleh rakyat.
Misalnya kalau sebelumnya hasil satu petak sawah pertanian hanya menghasilkan 4 – 5 ton gandum , di zaman Umar menghasilkan rata-rata 20 ton. Diantara kiat Umar, ialah mengajak rakyatnya untuk bangun mengerjakan salat tahajjud dan beraktivitas sehabis salat subuh. Sehingga seorang delegasi Persia pernah menggambarkan sikap umat Islam pada waktu mereka dikalahkan oleh umat Islam yang baru muncul itu dengaan mengungkapkan “Dimalam hari mereka laksana biarawan (pendeta), di siang hari mereka laksana singa Tuhan (giat bekerja).“
Berkah dari harta yang kita miliki, bukan hanya harta itu bertambah banyak, tetapi juga ketika melalui harta itu kita bisa lebih mendekatkan diri dan lebih bersemangat dalam kebaikan dan beribadah kepada Allah SWT. Keberkahan hidup yang Allah berikan bisa kita lihat salah satunya pada diri sosok Imam An-Nawawi .Walau usianya hanya 35 tahun, tapi begitu banyak umat ini mengenal namanya karena kebaikannya dan begitu besar kontribusinya untuk umat Islam. Siapa yang tidak tahu Syarah Arba’in Nawawi, Riyadhus Shalihin, dan kitab-kitab lain yang beliau tulis. Imam Al Ghazali demikian juga. Usianya hanya 54 tahun. Tapi hasil karyanya, kalau dihitung dengan usianya, maka setiap hari beliau menulis 150 halaman, dengan tulisan tangan. Masya Allah.
Penelitian Dr.Alexander Bruce dari Jerman, menghasilkan sebuah temuaan bahwa pada waktu subuh, jika kita menghirup nafas yang panjang, kecepatan aliran darah menuju otak juga akan bertambah, maka otak akan memperoleh darah yang kaya oksigen, lebih cepat. Walhasil otak juga lebih cepat nyambung kalau disuruh berpikir. Aristoteles mengatakan bahwa kebiasaan bangun subuh mampu membuat kita menjadi lebih sehat, sejahtera dan bijaksana. Dengan membiasakan bangun subuh, produktivitas kita akan meningkat, badan terasa lebih sehat dan semangat untuk mencapai tujuan yang sudah kita tetapkan meningkat. Secara ilmiah, benar adanya bahwa bangun subuh dan melakukan salat lebih baik daripada terus tidur. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Louis J.Ignarro dan Ferid Murad, pembuluh darah manusia akan mengambang pada tengah malam terakhir sampai menjelang siang. Kemudian secara berangsur-angsur sekumpulan sel darah akan menggumpal pada dinding pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan.Inilah yanhg mengakibatkan tekanan darah tinggi.
Ibnu Qayyim Al Jauziyah menyebutkan, “Diantara tidur yang tidak disukai menurut mereka ialah tidur diantara salat subuh dan terbit matahari, karena merupakan waktu untuk memperoleh hasil bagi perjalanan ruhani.Pada saat itu terdapat keistimewaan besar, sehingga seandainya mereka melakukan perjalanan atau kegiatan semalam suntuk pun, belum tentu dapat menandinginya.“ Beruntunglah mereka yang terbiasa bangun subuh, kemudian menuju masjid. Rasulullah SAW menggambarkan kehidupan mukmin itu seyogianya laksana burung. “Berangkat pagi, perut dalam keadaan kosong (lapar), pulang sore, perut dalam keadaan penuh (kenyang).” Maknanya,saking tawakkalnya kepada Allah, yang dibarengi dengan istiqamaah mengikuti sunnah bangun subuh, maka rejeki satwa itu senantiasa dizamin Allah. Wallahualam. **
source: pontianakpost.com
Posting Komentar