Kali ini kita akan membahas bab yang sangat menarik, yaitu menentukan datangnya waktu shalat tanpa melihat jam dan jadwal waktu shalat. Lalu apa pentingnya?
Saudaraku, biasanya kita menentukan waktu shalat dengan melihat jam dan jadwal,yang mana dapat dengan mudah kita dapatkan, atau lebih mudah lagi dengan mendengarkan adzan dari masjid terdekat. Jika kita mendengar adzan, berarti telah tiba waktu shalat. Nah, bagaimana ketika anda menghadapi situasi tidak ada jam, tidak ada jadwal, dan tidak ada/tidak mendengar adzan?
Mungkin anda sedang tersesat di tengah hutan, atau di tengah lautan yang luas dan tidak membawa jam tangan. Dalam kondisi seperti ini bisakah kita menentukan waktu shalat dengan tepat? Jawabannya: tentu bisa! Bukankah di zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam juga tidak ada jam? Nah, ayo kita simak tips menentukan datangnya waktu shalat tanpa jam berikut ini.
"sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang ditetapkan waktunya bagi kaum mukminin". (terjemah surat an-nisa:103)
1. Menentukan tibanya waktu dzuhur
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
(Artinya):”dan waktu dzuhur di mulai ketika matahari telah tergelincir.” (hadits riwayat Muslim)
Shalat dzuhur adalah shalat yang dikerjakan ketika matahari tergelincir kearah barat, setelah tepat berada di atas kepala kita. Bagaimana cara melihatnya?
• Tancapkan sebuah tongkat di tanah luar ruangan, dengan posisi tegak lurus terhadap bumi.
• Amati panjang bayangan pada tongkat, panjang bayangan tentu akan berubah mengikuti gerakan matahari. Bayangan tongkat yang awalnya berada di sebelah barat tongkat, lama-lama akan memendek lalu hilang/tepat berada di bawah kaki kita. Mungkin untuk daerah yang berada tidak tepat dengan lintasan matahari, bayangan tongkat tidak benar-benar hilang, bisa jadi condong ke utara atau ke selatan tergantung posisi matahari.tapi saat itu bayangan akan stabil beberapa menit,tidak memendek dan belum juga memanjang.
• Saat matahari tepat berada di atas kita, panjang bayangan tongkat akan stabil tidak memendek ataupun memanjang. Di tampat tertentu bahkan bayangannya hilang / tepat berada di bawah tongkat.
• Setelah masa itu bayangan akan kembali bergerak mamanjang lagi, saat itulah waktu shalat dzuhur.
• Waktu shalat dzuhur berakhir ketika sudah masuk waktu ashar, yaitu ketika panjang bayangan sama dengan panjang tongkat.
2. Menentukan tibanya waktu ashar
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, (artinya)”Jibril shalat bersama nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan para shahabatnya pada hari pertama ketika bayangannya sama dengan bendanya”. (hadits riwayat Muslim)
• Masuknya waktu ashar bisa kita ketahui dari panjang bayangan dari tongkat yang kita tancapkan tadi. Jika bayangan lebih panjang dari tongkatnya, maka itu berarti waktu ashar telah masuk.
• Adapun akhir waktu ashar ada 2 macam:
i. Waktu ikhtiyari, yaitu ketika panjang bayangan dua kali anjang tongkat.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,:(artinya)”dan pada hari kedua Jibril shalat bersama mereka ketika bayangan dua kali lipat panjang bendanya. Kemudian dia mengatakan waktu ashar adalah di antara dua ini”. (hadits riwayat muslim)
ii. Waktu idlthirari (waktu terpaksa), yaitu sampai tenggelamnya matahari.
“barang siapa yang mendapatkan satu rakaat sebelum matahari tenggelam, berarti ia mendapatkan shalat ashar.”(hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Akan tetapi alangkah baiknya jika kita tidak menunda shalat ashar sampai masuk waktu idlthirari(terpaksa).
3. Menentukan tibanya waktu maghrib
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,:(artinya)”dan waktu maghrib ketika terbenam matahari.”(hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
Cara melihatnya adalah,menghadap kearah matahari terbenam di atas bukit atau tembok yang tinggi. Jika sudah tidak ada lagi sinar dari arah barat, berarti sudah masuk waktu maghrib. Biasanya ditandai dengan warna kemerah-merahan di langit.
Adapun akhir waktu maghrib adalah ketika hilangnya warna kemerah-merahan di langit.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,(artinya)”dan waktu maghrib adalah selama syafaq(warna kemerah-merahan) belum hilang”.(hadits riwayat Muslim).
4. Menentukan tibanya waktu Isya
Awal waktu Isya adalah ketika hilangnya warna kemerah-merahan di langit. Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,(artinya)”adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat Isya ketika terbenamnya warna kemerah-merahan.” (hadits riwayat Muslim).
Adapun akhir waktu isya ada dua macam:
• Waktu ikhtiyari(pilihan),yaitu sampai pertengahan malam. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,(artinya)”dan waktu Isya sampai pertengahan malam”. (HR. Muslim)
• Wakti idlthirary(terpaksa), yakni sampai masuknya waktu subuh.
5. Menentukan tibanya waktu subuh
Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,(artinya)”dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat subuh ketika fajar merekah.(HR. Muslim).
Itulah cara menentukan jadwal shalat 5 waktu tanpa melihat jam. Wallahu a’lam
source: fajarputuadi.blogspot.co.id
Posting Komentar