Siapa sangka pemuda ini ternyata pemilik perusahaan penerbitan buku yang sudah menembus pasar nasional? Padahal ia adalah putra asli Kalimantan Selatan. Namun semangat dan tekad kuat mengantarkan penerbitan miliknya dikenal di seluruh Nusantara. Puluhan buku dari puluhan penulis sudah diterbitkannya.
Bermula dari hobi menulis dicampur lagi senang dengan dunia wirausaha, maka tercetuslah ide yang jarang dipikirkan oleh pemuda seumurannya. Ide itu adalah pendirian penerbit self publishing bernama Zukzes Express Perusahaan penerbitan buku asal Kalsel, tepatnya di Banjarbaru ini ternyata diakui secara nasional, terdaftar resmi dan menembus toko buku sekelas Gramedia seluruh Indonesia. Pemuda ini bernama Muhammad Ery Zulfian, pemuda kelahiran 1989 asli banua.
Kenapa jadi memilih nama Zukzez Express? Diceritakannya, semula ia hanya ingin orang ingat dan intinya adalah doa agar sukses. “KaloExpress itu sangat cepat, jadi intinya sukses dengan kecepatan tinggi. Ditambah lagi ketika itu ingin sekali tulisan-tulisan pribadi dibukuin dan bisa dinikmati langsung oleh para pembaca,” ujar Ery.
ZUKZEZ EXPRESS sendiri adalah penerbitan buku yang berdiri di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Awalnya merupakan usaha penerbitan yang dijalankan dengan sistem proyek. Seiring berjalannya waktu, berkembang menjadi sebuah badan usaha penerbitan. Berawal dari interaksi online dengan para pecinta dunia kepenulisan. “Maka kami berinisiatif membangun fasilitas yang memudahkan para penulis terutama penulis yang berasal dari Kalimantan Selatan untuk mengorbitkan karya mereka,” tuturnya,
Dengan meningkatnya antusiasme para penulis, Zukzez Express yang dikelola Ery akhirnya terpacu untuk terus berinovasi memberikan layanan terbaiknya. Zukzez Express akhirnya memberi kesempatan bagi siapapun juga tanpa kecuali untuk menerbitkan karya mereka. “Kami menerima segala jenis naskah baik fiksi maupun non-fiksi dalam berbagai genre. Akhirnya menembus pasar nasional,” kata ia.
Dalam merintis perusahaan penerbitan banyak pengalaman. Paling berkesan menurutnya , karena mampu membantu proses seseorang dalam menelurkan karya atau hasil pemikiran/imajinasi orang tersebut, kita otomatis ikut berperan serta dalam menyebarkan ilmu.
Meskipun begitu, tetap ada dukanya. Masalah utama yang membuatnya perihatin adalah hanya sedikit orang banua yang ingin membukukan tulisannya. Padahal kalau dilihat, potensi dalam bidang kepenulisan orang banua kita ini tidak kalah jauh dengan orang di luar sana seperti di Pulau Jawa. “Masalah modal dan banyak juga sebelumnya yang tidak yakin. Sempat jatuh bangun juga menjalankan penerbitan ini,” urainya.
Buku yang paling berkesan diterbitkan oleh penerbitannya adalah buku karyanya sendiriyang dicetak langsung banyak sampai ribuaneksemplar.“Judul buku berjudul ‘Untukmu Sahabat’ paling berkesan, sudah dipasarkanoleh Toko Buku Gramedia seluruh Indonesia. Alhamdulillah,” ucapnya sambil sumringah.
Kepada para pemuda banua ia tak lupa berpesan. Ia ingin pemuda banua tidak kalah dengan pemuda di pulau Jawa. Karena menurutnya potensi pemuda Kalsel sebenarnya sangat baik jika percaya diri. “Teruslah berkarya, ingat dengan kita membaca, maka kita akan mengenal dunia, dan dengan kita menulis, maka kita akan dikenal dunia. Intinya bila kita mendapatkn secarik ilmu, maka amalkan dan sebarkanlah. Cara menyebarkan ilmu yang paling efektif itu ialah dengan mengikatnya dengan tulisan. Ayo terus semangat. Kobarkan inspirasi setiap saat,” pungkasnya.
Posting Komentar