Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyataka mendapat respon baik dari Asosiasi produsen film Amerika Serikat atas langkah pemerintah membuka 100 persen investasi asing pada sektor perfilman.
Kepala BKPM, Franky Sibarani menjelaska respon baik itu adalah start yang sangat bagus agar perusahaan-perusahaan perfilman asing bisa mulai tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.
“Pertemuan dengan perusahaan-perusahaan film AS yang memimpin bisnis perfilman dunia kita gunakan untuk membahas beberapa hal penting yang berhubungan dengan kemajuan industri perfilman di Indonesia,” ujar Franky dikutip dari aktual.com baru-baru ini.
Franky menambahkan, dari data yang dirilis MPAA (Motion Pictures Assocition of America), tercatat Indonesia sedang dalam pertumbuhan yang cukup besar dalam menyumbang pemasukan box office. Pada tahun 2013 tak ada dalam daftar 20 negara terbesar, tetapi di tahun 2014 Indonesia ada di peringkat 20 dengan nilai USD0,2 miliar, lalu di tahun 2015 meningkat menjadi peringkat 16 dengan nilai USD0,3 miliar.
Franky yakin jika pertumbuhan sektor perfilman di Indonesia terus semakin baik. Selain itu, antusiasme untuk menanamkan modal di Indonesia tidak hanya dari Amerika Serikat, tetapi juga dari negara-negara lain yaitu Korea Selatan, Taiwan dan Timur Tengah.
“Berkembangnya sektor perfilman semoga juga berdampak baik bagi berkembangnya talent-talent di tanah air,” kata dia.
Sekedar informasi, pemerintah sudaj membuat Perpres 44 tahun 2016, Perpres ini lebih terbuka untuk asing berinvestasi di sektor perfilman. Sebelumnya sektor-sektor perfilman tak dibuka bagi asing atau dibatasi paling banyak 49%. [orin/aktual]
Posting Komentar