BANJARMASIN, BBCOM - Dalam Upaya pelestarian budaya agar tidak diklaim daerah lain. Pemkot Banjarmasin berencana menetapkan beberapa kuliner dan kesenian lainnya menjadi makanan, dan kesenian khas Banjarmasin.
Adapun produk itu, untuk kue adalah kue Nasubah dan Tala yang merupakan produk asli dari daerah Sungai Jingah. Kemudian Bingka, Kararaban, dan Ipau.
Sedangkan untuk makanan adalah Soto Banjar dan masakan Ikan Saluang. Untuk kesenian diantaranya tari Radap Rahayu, Manginang, Bogam, dan Laodon Bakti.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, tercetusnya rencana itu merupakan hasil dari dialog budaya yang dilaksanakan pada November 2016 lalu bersama beberapa budayawan asal banua.
"Bersamaan dengan Hari Jadi Kota Banjarmasin 2017 mendatang, kita akan nobatkan itu sebagai salah satu ciri khas Banjarmasin," ucapnya saat diwawancarai usai pembukaan Pasar Wadai Ramadhan, Sabtu (27/5/2017).
Ia menambahkan, selanjutnya jika sudah diresmikan. Nantinya produk-produk tersebut akan ditindak lanjuti melalui Peraturan Wali Kota (Perwali) untuk memperkuat landasan hukum guna dikelola oleh Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). Serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk diperkenalkan kepada wisatawan serta menjadi oleh-oleh khas Banjarmasin.
"Semoga dengan kajian yang mendalam, paling lambat awal tahun 2018 bisa ditetapkan dengan Perwali makanan khas Banjarmasin. Di samping kuliner ada ciri-ciri khas lain yang bisa “diklaim” menjadi ciri khas Banjarmasin seperti kerajinan yang mencirikan Banjarmasin Kota Seribu Sungai," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor mengakui jika kue Nasubah memang produk asli Banjarmasin. Di mana menurutnya kue tersebut bisa bertahan lama sehingga bisa dijadikan oleh-oleh.
"Nasubah ini buatan Sungai Jingah yang paling enak. Bahkan saat kita naik haji pernah bawa kue ini. Satu bulan tahan," ujarnya yang merupakan penduduk asli Sungai Jingah. [sbr]