BANJARMASIN, BBCOM - Kondisi Pasar Wadai Ramadhan (Cake Fair) Banjarmasin mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina dan Wakilnya Hermansyah didampingi Sekdakot Hamli Kursani saat mengunjungi lokasi tersebut, Senin (29/5/2017).
Bahkan mereka sempat dibuat geram dengan lapak-lapak dagangan yang sudah bertengger sejak sore hari itu. Hingga menimbulkan karut marutnya arus lalu lalang pengunjung.
Wali Kota Banjarmasin, meminta Satpol PP yang berada di sana untuk menertibkan lapak-lapak untuk dipinggirkan sementara menunggu waktu yang sudah ditentukan, yakni pukul 18.00 Wita mereka baru boleh mengelar dagangan.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina saat diwawancarai menghendaki, kegiatan para PKL bisa diatur dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai keberadaan mereka diletakkan di tengah jalan oleh paguyuban malah menjadi sumber kesemerawutan.
"Itu sudah dibersihkan tadi, sebenarnya tidak boleh sebelum buka puasa, khusus dari depan Pemkot Banjarmasin ke arah pintu masuk. Kan sesuai kesepakatan mereka boleh buka setelah buka. Kita minta paguyuban, EO, serta Satpol PP menertibkan. Ini semata-mata untuk kenyamanan bersama," paparnya.
Sementara itu, salah seorang pedagang mengaku untuk wilayah berjualan di tengah jalan tersebut, mereka diminta membayar kepada paguyuban sebesar Rp400 ribu per satu meter.
"Empat ratus ribu mas per bulan, itu untuk satu meter. Kalau saya ngambil dua meter jadi delapan ratus ribu," jelasnya yang merupakan pedagang jam tangan.
Sementara itu, salah seorang pengunjung Pasar Wadai Rudi mengaku merasa terganggu dengan adanya para PKL yang diposisikan di tengah jalan oleh paguyuban.
Ia sering kali kesulitan menyeberang jalan karena terhalang mereka, bahkan katanya, harus jauh memutar jika ingin keseberang jalan.
"Ini seharusnya diatasi oleh pemerintah, khususnya dewan. Tolong lah peletakan PKL ini lebih diperhatikan lagi," tandasnya.
Untuk diketahui, para PKL yang berada di tengah jalan itu merupakan pedagang di luar dari paguyuban yang berjumlah 155 pedagang. Mereka sengaja diletakkan di tengah jalan sebagai pembatas.
Dengan membayar sebesar Rp400 ribu untuk satu bulan, mereka mendapat fasilitas posisi berjualan dan aliran listrik yang disediakan pemkot secara gratis. [sbr/sip]
Posting Komentar