LEMBAR demi lembar uang kuno tempo dulu tersusun rapi, dibungkus dalam plastik khusus. Aroma khas kertas uang mulai tercium. Maklum saja, sebagian uang antik ini sudah mulai rapuh termakan usia.
----------------------
Penulis: SYAM INDRA PRATAMA, Banjarmasin.
Siang itu udara sangat sejuk. Sudah tiga hari belakangan, hujan mengguyur Kota Banjarmasin. Tak terasa bulan Ramadan sudah masuk beberapa hari. Awan mendung menggelayut di atas kota berjuluk Kota Seribu Sungai ini.
Pun begitu, di tengah desakan udara sejuk cenderung dingin, suasana hangat terasa dalam ruangan minimalis yang diisi dengan meja kerja, komputer, berkas dan surat berharga.
Di beberapa sisi terlihat miniatur mobil, tokoh super hero dan bangunan seperti Menara Miring di Italia hingga Burj Khalifa Dubai. Ada pula kacamata, jam tangan hingga mainan yang lagi hits dan kekinian, fidget spinner.
Penulis disambut hangat oleh sang empunya rumah, yaitu Muhammad Fithrajaya. Seorang pengusaha muda berpengalaman di bidang property. Ia juga owner perumahan Griya Alexa dan beberapa perumahan lain di Kalsel.
Rumahnya terletak di kawasan Bumi Mas, dekat Sekolah Islam Terpadu Ukhuwah, Banjarmasin Selatan. "Silakan masuk," kata lelaki yang akrab disapa Bang Jaya ini kepada BeritaBanjarmasin.com, Sabtu (3/6/2017).
Sejurus kemudian, Bang Jaya tetiba saja mengeluarkan semacam map kertas, namun lebih tebal. Bergambar uang-uang logam Indonesia dari berbagai emisi. Ia kemudian membukanya, dan benar saja, isinya adalah uang logam Indonesia sejak zaman kolonial Belanda. Beberapa uang bahkan masih tertera tulisan Netherland.
"Ini salah satu koleksi saya. Ada juga di salah satu uang logam yang sisi belakang bergambar satu keluarga bertuliskan KB (keluarga berencana). Unik aja, kan sekarang sudah tidak ada lagi," tuturnya sambil menunjukkan salah satu uang logam antik itu.
Ia mengaku sengaja membelinya dari para sesama kolektor uang antik. Masalah harga, kata dia, bukan yang utama. Karena yang namanya hobi, adalah soal rasa dan kepuasan jiwa. Ada kepuasan tersendiri saat memilikinya. Apalagi kalau benda itu cukup langka.
Setelah itu, ia mengambil selembar uang berukuran cukup besar dari uang biasa. Berwarna hijau dan bergambar Presiden RI, Soekarno. Bang Jaya kemudian meletakkannya di atas telapak tangan. Apa yang terjadi?
Perlahan uang yang semula rata, perlahan mulai bengkok, seolah ingin menggulung sendiri tanpa dikomando. Beberapa saat penulis sempat dibuat bingung. Mistis? Penasaran? Iya.
"Uang ini sebenarnya bukan uang asli, hanya cenderamata. Dibuat mirip dengan aslinya. Tidak ada hal mistis di sini, karena kertas uang ini bahannya memang dibuat khusus. Jika terkena hawa panas telapak tangan, kertas akan seolah menggulung. Rahasianya, sebelum meletakkan uang, tangan kita digosok-gosok dulu biar hangat," urainya membeberkan rahasia mengapa uang tadi bisa bengkok.
Mendengar penjelasan itu, penulis mulai mengerti dan tersenyum simpul. Jujur, memang sempat bingung karena bisa bengkok sendiri. Lalu penulis mencoba, dan memang benar. Saat tangan kita hangat usai digosok, letakkan saja uang itu di atasnya, otomatis uang akan mulai bengkok.
Puas bermain-main dengan "uang Soekarno", Bang Jaya lalu menunjukkan koleksi uang bergambar Sudirman dan uang antik lainnya di tahun 60-an. Sebagian uang bahkan ukurannya cukup kecil ternyata, nyaris seperempat ukuran uang Indonesia sekarang.
Ada pula uang dari negara lain seperti Amerika Serikat, Arab Saudi, Myanmar, Kamboja, Malaysia, Singapura, Tiongkok, hingga dolar Hongkong. Semua tersimpan rapi dan rata-rata dalam kondisi masih bagus.
"Biasanya saya dapat dari sesama kolektor uang antik dan ada komunitas khususnya di Banjarmasin," terangnya.
Semakin bagus dan tidak lusuh, harga uang antik nan kuno ini semakin tinggi. Sebaliknya, semakin lusuh, harganya akan turun drastis.
Hobinya ini, kata dia, memang sudah lama ia geluti. Ke depannya Bang Jaya berharap koleksinya semakin bertambah, sehingga bisa dilihat oleh anak cucu kelak. "Seru aja sih, ngumpulinnya pelan-pelan," tambah lelaki berambut plontos ini, sembari mengeluarkan beberapa uang antik lainnya.
Ia pun menceritakan pengalamannya saat secara tak sengaja menemukan satu gepok uang antik dalam berbagai nominal di rumah mendiang kakeknya. Saat beres-beres rumah, di dalam sebuah tas ternyata ada segepok uang antik. "Ya mungkin itu disimpan, namun tak sempat digunakan. Karena saya hobi, ya senang aja saat ketemu itu. Gak sengaja," katanya.
Di akhir perbincangan, Bang Jaya menuturkan, bahwa dirinya juga mempunyai hobi mengumpulkan benda-benda unik lain. Seperti mainan, dan senjata tajam. Hobi seperti ini menurutnya sebagai pelepas jenuh. Apalagi rutinitas sebagai pengusaha kerap kali menguras pikiran hingga perasaan. Menarik bukan. Apakah anda tertarik juga? [sip]
Posting Komentar