BANJARMASIN, BBCOM - Pemerintah Kota Banjarmasin, Pemerintah Kabupaten Barito Kuala (Batola), berserta Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah 11 Kementrian PUPR, akhirnya sepakat merubah rancangan Jembatan Sungai Alalak menjadi melengkung.
Perubahan rencangan peningkatan jembatan penghubung antara Kota Banjarmasin dengan Kabupaten Batola yang rencana dilaksanakan 2018 tersebut dilakukan karena bagian jembatan di Wilayah Batola mengenai lahan salah satu perusahaan.
"Disainnya ada perubahan dari yang awal, dibuat melengkung. karena yang awal posisi yang ada di Batola itu membelah lahan TP Agrabudi, dan mereka tidak mau itu dilakukan," ucap Kadis PUPR Kota Banjarmasin Gusti Ridwan Sofyani.
Selain di wilayah Batola, untuk Banjarmasin sendiri juga mengalami pergeseran. Dimana bagian jembatan akan lebih banyak memakan lahan di posisi bagian kanan jembatan. "Termasuk didepan RS Ansari Saleh itu. Karena telalu dempet dengan Power House, sehingga ada pergeseran sedikit ke kanan," jelas Ridwan.
Pergeseran tersebut tentu nantinya berdampak pada lebih banyaknya persil yang dibebaskan. Mengingat, dibagian kanan jembatan banyak pemukuman warga. "Untuk wilayah kita ini nantinya yang banyak (terkena pembebasan) adalah kalau kita dari arah Banjarmasin menuju Batola yang sebelah kanan nantinya," ujarnya.
Sebelumnya, Pemkot Banjarmasin, dan Kabupaten Batola sepakat untuk melakukan peningkatan jembatan Sungai Alalak. Peningkatan itu diambil menyusul adanya tawaran dari Pemerintah Pusat.
Jembatan ditingkatkan menjadi kebar dengan konsep Cable Stayed yang lebih artistik, yang diharapakan selain bisa meningkatkan efektifitas pemungsian jembatan juga bisa menjadi ikon kota.
Rencana peningkatan Jembatan Sungai Alalak tahap satu dilakuan pada 2018 mendatang dengan mengunakan angaran adari APBN sebesar Rp100 miliar. Sedangkan untuk pembebasan lahan dilakukan masing-masing wilayah, Baik Kota Banjarmasin maupun Kabupaten Batola, dengan menggunakan dana dari APBD. [sbr]