(foto : bersamadakwah.net) |
Banjarmasin, BBCom - Mengurus orang tua tergolong ibadah paling tinggi
derajatnya. Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA, ada seseorang laki-laki
mendatangi Nabi SAW, lalu dia berkata, Aku akan berbaiat kepada engkau untuk
berhijrah dan berjihad. Aku akan berharap mendapatkan pahala dari Allah Azza wa
Jalla.
Beliau bersabda, Masih hidupkah salah seorang dari orang tuamu? Jawabnya, Ya, bahkan keduanya masih hidup. Kamu akan mencari pahala dari Allah Azza wa Jalla? Ya. Beliau bersabda, Pulanglah kepada kedua orang tuamu, lalu pergaulilah keduanya dengan baik.
Selain itu, dari Abu Hurairah, ketika ia berada di Dzul Hulaifah, ibunya ada di rumah dan dia di rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah akan keluar rumah, ia berhenti di depan pintu dan ibunya mengucapkan, Assalamu'alaiki ya umma tah warahmatullahi wabara katu hu(semoga keselamatan, berkah, dan rammat-Nya terlimpah atasmu, wahai anakku).
Kemudian, Abu Hurairah berkata lagi, Mudah-mudahan Allah melimpahkan Rahmat-Nya kepadamu, Ibu, sebagaimana engkau telah mendidikku di waktu kecil. Ibunya menjawab. Semoga Allah juga memberikan rahmat- Nya, wahai anakku, sebagaimana engkau telah berbuat baik kepadaku di waktu dewasa.
Apabila Abu Hurairah masuk ke dalam rumahnya, Abu Hurairah mengucapkan hal yang sama.
Selanjutnya, dari Ibnu Umar, ia bersama seorang laki-laki Yaman yang melakukan thawaf sambil menggendong ibunya seraya berkata, Aku adalah untanya yang dimanjakan, apabila penunggangnya terkejut maka aku tidak takut. Kemudian, laki-laki itu berkata, Wahai Ibnu Umar, apakah menurutmu aku sudah membalas kebaikannya (ibuku)? Ibnu Umar menjawab, Tidak. Dan tidak pula sekali napas.
Hadis di atas menggambarkan bahwa mengurusi orang tua termasuk ibadah yang sangat banyak pahalanya. Bahkan, lebih utama mengurusi orang tua dibandingkan berjihad, sedangkan berjihad pada zaman Nabi termasuk ibadah yang sangat urgen. Sebab, menang berperang menjadi penentu untuk menegakkan ajaran Islam.
Bagaimana dengan zaman kini? Seorang anak sibuk dengan urusan ekonomi dan melupakan ibadah utama. Jika orang tua ditelantarkan maka semua ibadah wajib dan sunah yang dilakukan tidak berbuah hasil.
Sesuai dengan hadis di atas, lebih utama mengurusi orang tua dibandingkan dengan pergi berjihad. Sedangkan, pada zaman now, bekerja untuk mencari uang dianggap telah mengabdi kepada orang tua.
Sebenarnya, orang tua tidak butuh banyak uang. Mereka butuh teman untuk diajak bicara. Ingat, waktu masih kecil, orang tua bersusah payah untuk membesarkan. [Republika-Bahagia/Ayo]
Beliau bersabda, Masih hidupkah salah seorang dari orang tuamu? Jawabnya, Ya, bahkan keduanya masih hidup. Kamu akan mencari pahala dari Allah Azza wa Jalla? Ya. Beliau bersabda, Pulanglah kepada kedua orang tuamu, lalu pergaulilah keduanya dengan baik.
Selain itu, dari Abu Hurairah, ketika ia berada di Dzul Hulaifah, ibunya ada di rumah dan dia di rumah yang lain. Apabila Abu Hurairah akan keluar rumah, ia berhenti di depan pintu dan ibunya mengucapkan, Assalamu'alaiki ya umma tah warahmatullahi wabara katu hu(semoga keselamatan, berkah, dan rammat-Nya terlimpah atasmu, wahai anakku).
Kemudian, Abu Hurairah berkata lagi, Mudah-mudahan Allah melimpahkan Rahmat-Nya kepadamu, Ibu, sebagaimana engkau telah mendidikku di waktu kecil. Ibunya menjawab. Semoga Allah juga memberikan rahmat- Nya, wahai anakku, sebagaimana engkau telah berbuat baik kepadaku di waktu dewasa.
Apabila Abu Hurairah masuk ke dalam rumahnya, Abu Hurairah mengucapkan hal yang sama.
Selanjutnya, dari Ibnu Umar, ia bersama seorang laki-laki Yaman yang melakukan thawaf sambil menggendong ibunya seraya berkata, Aku adalah untanya yang dimanjakan, apabila penunggangnya terkejut maka aku tidak takut. Kemudian, laki-laki itu berkata, Wahai Ibnu Umar, apakah menurutmu aku sudah membalas kebaikannya (ibuku)? Ibnu Umar menjawab, Tidak. Dan tidak pula sekali napas.
Hadis di atas menggambarkan bahwa mengurusi orang tua termasuk ibadah yang sangat banyak pahalanya. Bahkan, lebih utama mengurusi orang tua dibandingkan berjihad, sedangkan berjihad pada zaman Nabi termasuk ibadah yang sangat urgen. Sebab, menang berperang menjadi penentu untuk menegakkan ajaran Islam.
Bagaimana dengan zaman kini? Seorang anak sibuk dengan urusan ekonomi dan melupakan ibadah utama. Jika orang tua ditelantarkan maka semua ibadah wajib dan sunah yang dilakukan tidak berbuah hasil.
Sesuai dengan hadis di atas, lebih utama mengurusi orang tua dibandingkan dengan pergi berjihad. Sedangkan, pada zaman now, bekerja untuk mencari uang dianggap telah mengabdi kepada orang tua.
Sebenarnya, orang tua tidak butuh banyak uang. Mereka butuh teman untuk diajak bicara. Ingat, waktu masih kecil, orang tua bersusah payah untuk membesarkan. [Republika-Bahagia/Ayo]