Banjarmasin, BBCom - Gelombang penolakan terhadap terbitnya Surat
Keputusan (SK) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) RI Nomor
441.K/30/DJB/2017 mengenai ijin tambang di Hulu Sungai Tengah (HST) makin masif
di lakukan di Kalimantan Selatan, setelah sehari lalu (15/01) Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalsel melaksanakan aksi protes di kantor
Gubernur di Banjarbaru. Pada hari ini, Kamis (16/01) giliran Aliansi Mahasiswa
Peduli Meratus yang melakukan aksi protes di DPRD Provinsi Kalsel di
Banjarmasin.
Ratusan massa dari berbagai elemen berorasi, meneriakan yel-yel ‘hidup
mahasiswa’ dan melakukan teatrikal di Bundaran HA, Banjarmasin.
Koordinator Aliansi Mahasiswa Peduli Meratus, Hairun Najemi
meminta DPRD Kalsel mendukung dan memperjuangkan penolakan kegiatan tambang di
kawasan tersebut. “Tanpa ditambang pun banjir sudah melanda, termasuk
pada daerah tetangga di sekitaran HST.” Pekiknya.
“Ini urgen, makanya DPRD Kalsel harus segera bersikap sebelum PT
Mantimin beroperasi mengeruk sumber daya alam (SDA) di Meratus,” Cecarnya
kepada seluruh khalayak yang berhadir.
Massa yang ditemui Ketua Komisi III DPRD Kalsel, H Supian HK,
makin kencang menyuarakan aksi penolakan kegiatan tambang yang diyakini
merugikan masyarakat.
Supian HK memastikan pihaknya pun menentang rencana kegiatan
tambang itu. “Kami siap mendukung penolakan dan memperjuangkan agar kawasan
Meratus tidak ada kegiatan pertambangan,” Ujarnya bernada emosi.
Bahkan ketika diminta mundur dari jabatannya sebagai anggota
DPRD Kalsel jika dalam 3 hari sejak tanggal 16 hingga 18 Januari tak mampu
menyampaikan aspirasi itu ke Kementerian ESDM, Supian HK siap pasang badan. “Jika dalam tiga hari
pernyataan sikap itu tak sampai, saya siap mundur dari jabatan anggota DPRD.” Ucapnya.
Mendapat jaminan kalau aspirasi akan disampaikan ke pihak Kementerian
terkait, peserta aksi pun merasa puas
dan secara tertib mereka meninggalkan kantor DPRD Kalsel. [Ai/Ayo]