Banjarmasin,
BBCom - Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Nagara (IKAPEMANA)
bekerjasama dengan Institut Demokrasi dan Pemerintahan Daerah (INDEPEMDA) pada
Rabu (17/01) mengadakan diskusi publik dengan membawa tema Mencari Pemimpin Berintegritas Publik bertempat di Aula
Asywadi Syukur UIN Antasari Banjarmasin.
(Foto : Diskusi Publik di inisiasi oleh IKAPEMANA dan INDEPEMDA/ Beritabanjarmasin.com) |
Acara ini dipandu oleh M. Reza Pahlevi Dosen
FKIP ULM, dengan narasumber Ahmad Fikri Hadin Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi
dan Good Governance (PARANG) ULM, Siti Mauliana Hairini Akademisi Fisip ULM, M.
Erfa Redhani Direktur Eksekutif INDEPEMDA dan M. Rizali aktivis mahasiswa UIN
Anatasari asal Nagara.
Acara berlangsung dengan meriah, saling
bergantian para narasumber melemparkan gagasan kepada hadirin yang memenuhi
aula tersebut diselingi juga dengan tanya jawab.
Siti Mauliana Hairini memaparkan mengenai korelasi antara
kekuasaan dan etika politik. “Kekuasaan dan etika harus seimbang. Mereka yang Berintegritas
publik harus punya etika & kekuasaan secara proporsional.” Katanya kepada
hadirin.
Senada dengan pendapat Siti Mauliana Hairini, Direktur Eksekutif
INDEPEMDA, M. Erfa Redhani pun mengatakan Politik tidak hanya sekedar
menjalankan aturan-aturan yang ada namun ada juga etika diatas politik.”Kalau
tentang aturan-aturan dalam Pilkada saya pikir sudah jelas, namun yang
bermasalah adalah etika dan legal culture
kita dalam menjalankannya.” tuturnya.
Ahmad Fikri Hadin yang juga pemuda dari Nagara mengungkapkan hal
berbeda, ia mengatakan menjaga integritas dimulai dari diri sendiri, yang
bersangkutan juga mengutip pernyataan dari Dai kondang Abdullah Gymnastiar (Aa
Gym). "Integritas seperti bom waktu, karena integrtitas
dinilai dari perilaku sehari-sehari, jika perilaku jelek maka tunggu saja bom
waktu tersebut akan meledak." ungkapnya
Narasumber terkahir dari aktivis mahasiswa menyampaikan bahwa
para mahasiswa harus menjalankan fungsinya sebagai agen perubahan, generasi
penerus dan pengontrol dimasyarakat. “Jangan sampai ketika balik ke kampung
kita hanya berdiam di dalam rumah saja, mari kita sama-sama memberikan angin perubahan
kepada lingkungan kita.” Pungkasnya.
Di akhir sesi para narasumber bersepakat untuk menjadikan
diskusi publik ini sebagai langkah awal untuk menciptakan pemimpin yang
berintegritas publik dan mencoba memberikan warna baru dalam proses pilkada dan demokrasi
dengan cara yang lebih elegan dan kreatif.
Sayangnya dalam diskusi publik ini belum bisa di hadiri oleh
Bupati HSS, H. Ahmad Fikry padahal dari kabar yang didapat langsung oleh Beritabanjarmasin.com undangan sudah disampaikan jauh-jauh hari. [Ayo]