Banjarmasin, BBCom - Mahasiswa FH ULM kembali berhasil membawa pulang gelar juara 1 dalam Kompetisi Debat Konstitusi tingkat regional Kalimantan Selatan yang diselenggarakan oleh MPR RI pada Sabtu (10/02), bertempat di Hotel Novotel, Banjarbaru.
(Delegasi dari Tim Debat FH ULM/foto:Wedrin Julianda) |
Pada tahun sebelumnya FH ULM juga meraih hasil yang sama pada tingkat regional.
Sukses tersebut diraih oleh mahasiswa atas nama Wedrin Julianda, Novy Listiana dan Devy Meilina Khairunisa.
Atas gelar juara yang diraih tersebut, FH ULM berhak mewakili Provinsi Kalimantan Selatan untuk melanjutkan perjalanannya pada kompetisi debat konstitusi MPR RI di tingkat nasional yang akan mempertemukan 34 Universitas Terbaik dari 34 Provinsi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kompetisi Debat Konstitusi MPR tingkat Nasional tersebut akan diselenggarakan pada 29 Agustus 2018 di Jakarta.
Acara ini diselenggarakan MPR RI dalam rangka menyerap pendapat-pendapat masyarakat yang diwakili melalui mahasiswa dalam perdebatan hukum.
"Alhamdulillah ini merupakan pengalaman yang sangat berharga dan Alhamdulillah pula bisa menjadi perwakilan Kalimantan Selatan dalam acara Debat Konstitusi MPR RI 2018 nantinya di Jakarta," ungkap Wedrin Julianda perwakilan tim debat FH ULM.
Ia menambahkan akan berjuang bersungguh -sungguh agar mampu meraih hasil maksimal. "Ya kami akan terus berlatih dan belajar, karena persaingan di nasional nanti tentu lebih berat," pungkasnya.
Pembimbing dari Tim Debat FH ULM Ahmad Fikri Hadin menyampaikan kegembiraan yang sama namun ia tetap menyampaikan di nasional nanti pasti lebih kompleks persaingannya.
"Alhamdulillah adik-adik dari mahasiswa FH ULM berhasil menjadi juara di tingkat regional kalsel, ini adalah keberhasilan dalam meregenerasi para debaters. Saya harap kita mampu mempertahankan prestasi di tingkat regional dan mampu berbicara banyak pada tataran nasional," ungkap Fikri kepada wartawan beritabanjarmasin.com
Di akhir perbincangan ia menyampaikan pesan agar tetap terus berlatih baik dari segi substansi dan retorika, karena di nasional kalau kita ragu-ragu akan di babat habis oleh lawan. [afs/ayo]