 |
| Maria S., Kepala bidang Pemberdayaan sosial Dinas sosial Banjarmasin/beritabanjarmasin.com |
Banjarmasin, BBCom - Sehubungan dengan semakin dekatnya bulan suci Ramadhan yang kurang lebih satu bulan lagi, semua umat muslim berlomba-lomba meraih kemuliaan di bulan tersebut salah satunya dengan menyisihkan harta atau rizki dalam bentuk Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (Ziswaf) salah satu corong penyalurannya adalah melalui Panti Asuhan.
Senin (16/04) beritabanjarmasin.com berkesempatan untuk menanyakan perihal panti asuhan yang berada di Banjarmasin karena ada dugaan Panti asuhan yang beroperasi di Banjarmasin tidak memiliki ijin atau ijinnya tidak diperpanjang.
Sebelumnya, Panti asuhan yang terdaftar di wilayah Banjarmasin sendiri ada 26, sedangkan di Provinsi ada 117.
"Panti ilegal itu mungkin gak ya, karena mereka tidak izin kepada kami untuk izin operasional. Ada yang sudah mendaftar tapi masa berlakunya habis dan tidak memperpanjang," ungkap Maria S. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas sosial Banjarmasin.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa melarang orang untuk bersedekah namun harus diteliti lagi apakah patut dibantu atau tidak.
"Kita tetap berharap Panti asuhan yang ada di Banjarmasin mengikuti syarat sebagai panti asuhan resmi dengan melengkapi Akta Notaris, NPWP badan, ada struktur kepengurusan, buku tabungan dan surat domisili," imbuhnya.
Sementara itu Anggota legislatif kota Banjarmasin dari Komisi IV Partai Keadilan Sejahtera, Mushaffa Zakir menyampaikan bahwa Panti asuhan yang tidak berijin tidak bisa disalahkan 100%.
"Karena 70% penghuni panti asuhan bukan warga Banjarmasin dan masyarakat juga tidak mempermasalahkan, karena siapa mau melarang jika orang mau beramal walau konteks ijinnya belum ada atau tidak diperpanjang," ujarnya kepada beritabanjarmasin.com. (arum/puji/ayo)
