(Kanan) Masriyah Pendiri Sekolah Anak Baiman / beritabanjarmasin.com |
Banjarmasin, BBCom - Program sekolah ramah anak "Baiman" yang ada di Kelayan Tengah merupakan satu-satunya program Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) yang ada di Indonesia.
Sejarah awal terbentuknya sekolah ramah anak ini dalam rangka menuju Banjarmasin Layak Anak melalui perkumpulan para guru gugus Banjarmasin Timur.
"Saya tertarik dengan gagasan tersebut karena di lingkungan rumah kami terkenal dengan "garis hitam"," tutur Masriyah Pendiri Sekolah Anak Baiman, pada Selasa (17/04).
Ia juga menambahkan motivasi lain membuka sekolah ramah anak karena prihatin pada anak-anak jalanan yang punya perilaku menyimpang seperti mengkonsumsi narkoba, lem fox, merokok, dan seks bebas.
"Orang-orang seperti ini harusnya lebih di perhatikan karena mereka juga berhak menerima pendidikan," imbuhnya.
Sekolah informal ini mempunyai murid berjumlah 138 orang dan akan dipersiapkan untuk menghadapi ujian nasional dan pastinya diberi ijazah.
"Dari Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) Banjarmasin, kami mempunyai program "keimanan" yang mengajarkan keislaman kepada anak-anak ini," tandasnya.
Senada dengan Masriyah, Hayati salah seorang fasilitator PATBM mengakui gembira dengan adanya sekolah informal tersebut.
"Kendala terbesar adalah ketakutan akan kurangnya sumber daya pengajar yang tidak menetap, guru tidak tahan misalnya. Faktor sarana dan prasarana juga menjadi hambatan," ujarnya. (arum/puji/ayo)