Ilustrasi Foto, PKPI pimpinan AM. Hendropriyono/kpu.go.id |
Banjarmasin, BBCom - Polemik dualisme partai politik yang terjadi di Indonesia pada beberapa tahun silam menjelaskan secara tidak langsung kepada masyarakat bahwa ada yang salah dengan partai.
Dalam sejarahnya parpol yang punya rentetan kasus dualisme seperti Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hanura dan paling anyar adalah Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Dualisme ditubuh PKPI terjadi karena saling klaim antara pihak AM. Hendropriyono dan Haris Sudarno. Haris Sudarno mengklaim bahwa proses setelah Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN) memenangkan kubu AM Hendropriyono, pihaknya masih mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung dan juga mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Sementara itu Sekretaris DPP PKPI Kalsel, Ahmad Zaki menyampaikan bahwa di Kalsel tidak ada dualisme PKPI.
"Di Kalsel hanya ada satu PKPI yaitu pimpinan Prof. Dr. AM. Hendropriyono, kami dari awal tidak pernah ada dualisme kita solid sampai tingkatan paling bawah," tuturnya kepada beritabanjarmasin.com, pada Rabu (18/04).
Ia turut pula menanggapi kisruh di pusat bahwa sebenarnya Haris Sudarno sudah nyebrang ke parpol lain.
Pengamat Politik Universitas Lambung Mangkurat, Budi Suryadi menjelaskan bahwa dualisme adalah fenomena absurd dalam politik Indonesia. Ia jadi hantu untuk partai-partai politik.
"Banyak sebab yang mendasari gonjang ganjing dualisme di tubuh partai politik, salah satunya proses kaderisasi yang macet dan jenjang karir posisi jabatan yang tidak jelas di tubuh partai politik," pungkasnya. (arum/puji/ayo)