BANJARMASIN, BBCOM - Kisruh Pemilihan Rektor ULM periode 2018-2022 semakin meruncing, setelah beberapa hari berselang Siti Aisyah Kepala Bagian Humas ULM, pada Jumat (22/06/2018) memberikan hak jawab terhadap kisruh yang terjadi. Bermula dari dugaan adanya salah satu calon Rektor ULM yang memakai duit Islamic Development Bank (IDB) untuk kepentingan dalam menghimpun suara di Senat. Menurutnya waktu itu, ULM tidak ikut mengelola dana bantuan senilai Rp 384,7 miliar itu karena KPPN Jakarta sepenuhnya yang mengelola dana IDB untuk pembangunan 12 gedung baru di kampus ULM. |
selain itu, dugaan pengkondisian dan kumpul-kumpul civitas akademika pendukung salah satu calon, Siti Aisyah menyampaikan tidak ada aturan yang melarang salah satu calon Rektor untuk bertemu tatap muka dengan para koleganya.
Ya, hak jawab yang dilakukan oleh Kabag Humas ULM Siti Aisyah tersebut menimbulkan tanda tanya, menurut Forum ULM Bersih, terjadi kekeliruan bahkan aneh karena bukan kapasitas yang bersangkutan untuk melakukan hal tersebut. "Seyogyanya tak elok jika kemudian humas berbicara, Seharusnya yang mengklarifikasi atau menyampaikan hak jawab adalah Ketua Senat sebab dalam hal ini kasus nya adalah menyangkut masalah dugaan money politik dan gratifikasi menginap di salah satu hotel bintang empat di Banjarmasin hal ini menjadi temuan sebab fakta jawaban/ pengakuan dari A. Syamsyu Hidayat pengelola IDB bahwa mereka memang menginap di hotel Banjarmasin," terang Wahyu Firmansyah Koordinator Forum ULM Bersih dalam siaran pers.
Masih oleh Wahyu Firmasnyah, ia menyayangkan kinerja Humas ULM yg tidak kredibel menyikapi kisruh pilrek ULM. "Ini justru menjadi blunder terhadap ULM seolah-olah Humas mendukung atau berpihak kepada salah satu calon," tandasnya.
Diakhir siaran pers tersebut ia mendesak Kapolda Kalsel, Kejaksaan Tinggi Kalsel dan Ombudsman RI Perwakilan Kaslel bahkan KPK dan pihak Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi untuk menginvestigasi dan mengungkap fakta. (arum/puji/ayo)
Posting Komentar