Suparno, Sekretaris Koperasi Syariah Bauntung Batuah Banjarmasin (KSBBB)/beritabanjarmasin.com |
BANJARMASIN, BBCOM - Sejak diresmikan pada tanggal 3 Februari 2018. Keberadaan 212 Mart Banjarmasin terbilang masih lesu. Berdasarkan pantauan, pengunjung gerai yang mengusung semangat 'dari umat oleh umat dan untuk umat' tidak seperti diawal ketika peresmian.
Ya, 212 Mart adalah brand minimarket Koperasi 212 Syariah. Gerai di Kalimantan Selatan dibangun atas inisiatif alumni gerakan fenomenal 212 yang kemudian membentuk koperasi Bauntung Batuah sebagai badan hukum minimarket ini. Dan di Banjarmasin merupakan cabang ke 81 di seluruh Indonesia.
Gerai yang berlokasi di Jalan Pangeran Antasari Nomor 96A ini pada awal resmikan diharap mampu mengembangkan ekonomi umat dan menjadi alternatif belanja bagi masyarakat khususnya masyarakat muslim. Namun, jika menelisik fakta di lapangan, masyarakat cenderung lebih tertarik berbelanja ke minimarket yang lebih populer dan menjamur, seperti Alfamart dan Indomart.
212 Mart Banjarmasin/beritabanjarmasin.com |
Terkait masalah ini, Suparno selaku Sekretaris Koperasi Syariah Bauntung Batuah Banjarmasin (KSBBB) angkat bicara. "Kecenderungan ini saya kira di akibatkan karena gerai mereka sudah hampir ada disetiap Kelurahan. Kenyamanan dan kelengkapan barang juga jauh lebih lengkap dan adanya fitur-fitur barang promo yg sangat murah membuat umat muslim betah dan ketagihan untuk belanja disana," paparnya.
Pihaknya mengaku, 212 Mart Banjarmasin terus berusaha mengembangkan konsep mini market yang jauh lebih bagus dari minimarket lain yang sudah menjamur.
Untuk saat ini, sambung Suparno, pihak manajemen lebih fokus memperbanyak gerai agar memudahkan masyarakat khususnya umat muslim untuk berbelanja tidak jauh dari tempat tinggal mereka. "Kami dari manajemen selalu berusaha mengembangkan konsep yang lebih bagus dan yang menjadi fokus sekarang adalah memperbanyak gerai untuk memudahkan masyarakat berbelanja di 212 Mart," tambahnya.
Selain itu, konsep dari umat untuk umat dan oleh umat ini diyakini akan merubah paradigma umat muslim untuk berbelanja di 212 Mart atau di kios tetangga yang bermitra dengannya.
Berbicara masalah progres omset, Suparno mengungkapkan, adanya kenaikan karena peak season puasa dan lebaran. "Kondisi nyata akan terlihat pada bulan Juli ini. Apakah memang respon masyarakat positif atau negatif terhadap keberadaannya. Kalau positif, maka bulan Juli secara rata-rata harusnya mengalami peningkatan di atas Februari, Maret dan April. Mei dan Juni belum bisa kita jadikan barometer karena merupakan bagian dari bulan puasa dan lebaran," tutur Suparno kepada beritabanjarmasin.com, pada Rabu (4/7/2018).
Lebih lanjut, Suparno mengutarakan 212 Mart Banjarmasin optimis bersaing dengan mini market lain yang ada di kota bumi kayuh baimbai. "Kita selalu optimis akan terus mengalami kenaikan disetiap bulan," tandasnya.
Sementara itu, Pengamat Ekonomi ULM Ahmad Yunani mengatakan, Alfamart dan Indomart sudah memiliki nama dan standar pelayanan serta tempat strategis dan menarik bagi pelanggan. "212 Mart masih baru istilahnya masih bayi jadi tidak bisa begitu saja bersaing, selain itu konsumen bukan berdasar ideologi tapi berdasarkan kebutuhan dan kemudahan mengakses," papar doktor ekonomi jebolan Unair Surabaya ini.
Secara terpisah, Yuli mahasiswa pendidikan biologi ULM mengaku, tidak pernah mendengar minimarket 212 Mart. "Saya sering belanja di Alfamart/Indomart karena akses yang mudah," tandasnya.
Senada dengan Yuli, Popy mahasiswa hukum ULM juga mengaku tidak pernah belanja disana (212 Mart). (puji/ayo).
Posting Komentar