Hj Ananda,ketua DPRD kota Banjarmasin/beritabanjarmasin.com |
BANJARMASIN, BBCOM - Fenomena artis nyaleg di Indonesia bukan sesuatu yang tabu lagi. Para artis yang menghiasi layar kaca ini sebagian berbondong-bondong ingin menjadi legislator. Hal ini memantik komentar dari kalangan politisi dan akademisi di Kalsel.
Seperti dikatakan Hj Ananda, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Banjarmasin. Ia berpendapat, artis nyaleg itu sah-sah saja. "Sebenarnya sah-sah saja, semua orang bisa nyaleg asal bisa memenuhi persyaratan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU)," paparnya kepada BeritaBanjarmasin.com, Rabu (25/7/2018).
Menurutnya, terkenalnya para artis ini memang menjadi bahan perdebatan ketika menjadi caleg. Karena biasanya masyarakat berpendapat kalau artis hanya menjual kecantikan, ketampanan dan lainnya.
Ananda mengaku kejadian serupa juga pernah menimpa dirinya di 2009 lalu. Karena masyarakat mengenal dirinya sebagai Juara 2 Putri Indonesia 2006. "Memang sudah rezeki terpilih, tinggal kita saja bagaimana caranya membuktikan diri kalau memang pantas," tuturnya.
Pathurrahman Kurnain, Akademisi FISIP ULM/beritabanjarmasin.com |
Pandangan lain disampaikan oleh pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Pathurrahman Kurnain. Menurutnya fenomena artis nyaleg ini seperti lampu kuning di traffic light, boleh maju jalan tapi hati-hati. Hal ini lantaran beberapa faktor. Ia mengutip Aristoteles, bahwa manusia adalah makhluk berpolitik. Kedua, merupakan hak asasi manusia, artinya semua orang boleh melakukannya.
"Ketiga, profesi politisi itu bersifat dinamis-fleksibel dan inklusif, jadi semua orang dengan berbagai latar belakang bisa bermain dalam arena tersebut," urainya.
Lebih lanjut, dosen FISIP ULM ini menjelaskan ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian ketika artis nyaleg. "Seperti memiliki pemahaman politik dan kehidupan bernegara yang baik. Lalu apakah mereka dijadikan caleg hanya sebagai vote getter dari parpol yang pragmatis-oportunis semata, dan yang terakhir bekal popularitas saja tidak cukup untuk melenggang ke senayan," tandasnya. (puji/sip)
Posting Komentar