(1/2) Ketika ACT Kalimantan Selatan/beritabanjarmasin.com |
BANJARMASIN, BBCOM - Namanya Fauzan, atlet berprestasi asal Banjarmasin. Kisah tentangnya baru terangkat beberapa waktu terakhir. Banyak orang berkata, Fauzan tak seberuntung Lalu Muhammad Zohri.
Meski memang sejumlah pihak mengaku sudah menyapa Fauzan, mengapresiasi apa yang telah dicapai Fauzan. Namun rupanya tak banyak perubahan yang Fauzan alami.
Sejak tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalimantan Selatan (Kalsel) mengunjungi rumahnya pada pekan kedua Juli lalu, Fauzan kini masih menjadi penjaga toko. Rumahnya pun masih tampak sama. Dinding bagian bawahnya tampak hitam, berlumut dan berjamur. Sedangkan di beberapa bagian kayunya sudah melapuk.
Kamis (26/7/2018) kemarin tim ACT Kalsel kembali berkunjung ke rumah Fauzan, Juara Dunia untuk cabang Karateka Tradisional asal Banjarmasin. Kali ini tim bermaksud menyerahkan dana bantuan untuk Fauzan sebagai apresiasi atas prestasinya. Tim disambut hangat oleh Fauzan dan ibunya, Jamariah.
Alhamdulillah, saya ucapkan terima kasih untuk ACT dan masyarakat yang perhatian kepada saya," ungkap Fauzan. Sang ibu juga tampak berkaca-kaca. "Dana ini akan saya pakai untuk renovasi rumah ini," ucap Fauzan lagi.
(2/2) Ketika ACT Kalimantan Selatan/beritabanjarmasin.com |
Rumah Fauzan terletak di Jalan Lambung Mangkurat III, Kecamatan Banjarmasin Timur. Rumah semi permanen itu tampak kontras dengan rumah-rumah di sekitarnya yang besar dan kokoh.
Fauzan juga menyampaikan terima kasihnya untuk masyarakat yang turut memberi dukungan baik moril maupun materiil. Ia sangat bahagia atas kebaikan yang datang kepadanya. "Saya ingin bisa bekerja sebagai abdi negara tapi juga bisa tetap menjaga orang tua," ujarnya.
Fauzan memang terlihat bimbang, meski banyak tawaran pekerjaan untuknya, namun belum ada juga tindak lanjut yang jelas. Selain itu kondisi orangtua yang mulai renta juga membuat Fauzan harus bertahan di dekat mereka.
Sang Ayah, Adnan Firdaus kini berusia 60 tahun sedangkan ibunya berusia 56 tahun. Adnan Firdaus sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan dengan penghasilan tak menentu. Sedangkan Jamariyah adalah ibu rumah tangga yang sekali-kali menjadi tukang pijat dan lulur.
Fauzan telah menjadi atlet karate sejak kelas 3 SD dan telah memenangi berbagai kejuaraan dari tingkat provinsi hingga nasional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya piala dan medali yang telah Ia kumpulkan. Namun, semua itu tak selaras dengan kesejahteraan hidupnya. Kini, Ia hanya menjadi pekerja di sebuah toko retail di Kota Banjarmasin.
Selain menjadi pekerja toko, pemuda berusia 20 tahun yang telah mengharumkan nama Indonesia tu pun masih giat berlatih. Sekaligus menjadi asisten pelatih di Dojo Mandau, Cempaka Sari Kota Banjarmasin. Dalam benaknya, ia berkata tetap bersemangat menebar cinta terhadap karate bersama pelatihnya, Mustafa.
Arie Setiawan selaku Kepala Cabang ACT Kalsel menyampaikan bahwa, santunan yang diberikan kepada Fauzan merupakan bentuk apresiasi atas jerih payahnya selama ini. “Fauzan telah mengangkat derajat bangsa Indonesia, Ia layak kita beri penghargaan,” ujarnya.
Arie menjelaskan bahwa ACT Kalsel tak berhenti sampai di situ. “Kami sedang mengumpulkan dukungan untuk Fauzan bertajuk Tali Cinta untuk Sang Juara, melalui situs kitabisa.com dan tentu kami mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mensukseskan gerakan ini dengan donasi terbaik untuk Fauzan,” imbuh Arie.
Bagi masyarakat yang ingin ikut memberi dukungan kepada Fauzan, bisa menyalurkan donasinya melalui https://kitabisa.com/talicintajuara. (act/puji/sip)
Posting Komentar