Walikota Banjarmasin saat presentasi pada acara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kemenpan dan RB/beritabanjarmasin.com |
BANJARMASIN, BBCOM – "Bagaimana pun juga pemerintah harus hadir untuk menyelesaikan persoalan rakyat dan masyarakat, ketika terjadi kelangkaan ikan-ikan lokal, maka pemerintah harus yakin, dan tidak selalu inovasi itu berbasis teknologi, akan tetapi hal sederhana seperti yang kita lakukan sekarang ini, akan jadi salah satu solusi terhadap persoalan yang kita hadapi,” ucap Ibnu Sina, kala presentasi dalam kompetisi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018 bertempat di Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, pada Rabu (11/7/2018).
Ya, kemarin Kota Banjarmasin mengikuti kompetisi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2018, yang diikuti Kementerian dan lembaga pemerintah daerah se Indonesia.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kemenpan dan RB RI, Jakarta itu, diwakili langsung oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina. Orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai ini, secara langsung menyajikan presentasi tentang inovasi Kota Banjarmasin yakni tentang Program Iwak Kota.
Untuk diketahui, Iwak Kota merupakan inovasi pada kolam pembudidayaan ikan dari terpal. Adapun ikan yang dibudidayakan itu adalah ikan lokal seperti ikan papuyu dan haruan.
Walikota dan jajaran Pemko Banjarmasin saat tampil di acara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Jakarta/beritabanjarmasin.com |
Dalam presentasinya, Ibnu menerangkan, ada beberapa aspek sehingga pembudidayaan ikan tersebut kini dilakukan masyarakat dibawah binaan Pemko Banjarmasin, diantaranya kurangnya ketersedian lahan sementara permintaan terhadap ikan-ikan tersebut sangat tinggi, kemudian pembudidayaan ikan tersebut memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat yang berakibat timbulnya wirausaha baru.
Sejak tahun 2016, menurutnya, setidaknya tercipta 50 kelompok tani ikan, selanjutnya tahun 2017 meningkat menjadi 100 kelompok yang semuanya mengikuti program wira usaha baru, dengan hasil hampir seratus persen. “Mulai produksi 0 kemudian tahun 2017 mencapai 3 ton produksi ikan papuyu, dan hal ini paling tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal yang ada di Banjarmasin,” ujarnya.
Teknologi yang digunakan dalam program ini, terangnya lagi, sangat mudah. Para petani ikan hanya menggunakan kolam terpal dengan skala ekonomis yakni sekitar 3 terpal, dan dapat direflikasi di tempat lain. “Sangat mudah,murah, dan bisa berproduksi sampai 3 kali. Yang kita kembangkan sekarang ukuran lahan nya 3x4 meter, dengan tebaran 2000 benih ikan, setelah 8 bulan hasilnya sekitar 200 kilogram,” bebernya.
Pemko Banjarmasin berharap, dengan adanya inovasi ini dapat membantu masyarakat dalam hal meningkatkan perekonomian dan menghidupkan lagi pembudidayaan ikan-ikan lokal. (arum/ayo)
Posting Komentar