Kebakaran lahan di Kecamatan Liang Anggang,Jumat (20/7/2018)/beritabanjarmasin.com |
Menurut catatan litbang Berita Banjarmasin, di 2014 lalu tercatat 940 titik api (hotspot) terpantau satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration). Di 2018, hal ini tidak bisa diabaikan.
Lima kabupaten/kota di Kalsel bahkan mengusulkan status siaga darurat Karhutla di BPBD Kalsel. Lima daerah itu adalah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala, Kotabaru, dan Banjarbaru.
PERLUNYA WATER MANAGEMENT
Dilansir dari situs resmi www.bnpb.go.id, Selasa (24/7/2018) Kepala BNPB mengagas Water Management sebagai penanggulangan bencana asap, khususnya di Riau. Hal ini tentunya bisa dicontoh oleh Kalsel.
Water Management sendiri merupakan sebuah sistem pembangunan embung sebagai sumber air pemadaman api. Dengan begitu dapat mempermudah helikopter untuk melakukan water bombing.
Nantinya perusahaan yang memunyai lahan bakal diwajibkan memiliki cadangan air dalam bentuk embung sebagai upaya mempercepat pemadaman api. Metode water management, apabila sukses, akan menjadi model untuk pemadaman karhutla di tempat lain. "Hal ini harus dibantu dalam pembentukan perdanya, sebagai rangkaian dari kesiapsiagaan," ungkap Kepala BNPB, Willem Rampangilei.
HOTSPOT KALSEL MENINGKAT
Masih berdasarkan catatan litbang Berita Banjarmasin, kobaran api sempat membakar lahan di Kecamatan Liang Anggang, Kelurahan Landasan Ulin Selatan, Kota Banjarbaru, Jumat (20/7/2018). Kebakaran lahan akhirnya dipadamkan oleh Tim Patroli Terpadu Landasan Ulin Timur.
Penanganan juga dibantu Posko Daops dengan satu regu anggota Manggala Agni dan satu regu anggota Posko Ulin Utara Frenky Luhu Lima.
Dilaporkan titik api yang besar dan sempat sulit dipadamkan itu terjadi sejak Jumat (20/7/2018) sekitar 15.11 WITA. Akibat kebakaran tersebut, menyebabkan lahan gambut seluas sekitar tujuh hektare tersebut hangus.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan membakar kawasan hutan. Sebab di musim kemarau dan angin kencang saat ini rentan terjadi kebakaran.
Kepala BPBD Provinsi Kalsel H Wahyuddin, mengatakan penanganan masalah kebakaran hutan dan lahan di Kalsel tidak bisa hanya mengandalkan BPBD dan instansi terkait. Namun peran masyarakat agar sadar tidak membuka lahan dengan membakar hutan sangat penting.
"Tanpa bantuan dan kesadaran masyarakat, sulit kita mengatisipasi kebakaran hutan dan lahan di vanua," kata Wahyuddin dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (21/7/2018).
Sementara itu, hotspot (titik panas) di beberapa daerah di Kalsel terpantau meningkat sejak Jumat hingga Sabtu siang. Berdasarkan Pantauan citra satelit, jumlah titik hotspot, dengan tingkat kepercayaan (level confidence) di atas 75 persen dari 1 Mei - 21 Juli 2018 berjumlah 33 hotspot. Sedangkan jumlah kebakaran hutan dan lahan, dari 1 Mei - 21 Juli 2018 berjumlah 62 kali kejadian.
Adapun lima kabupaten/kota yang mengusulkan status siaga darurat Karhutla di BPBD Kalsel adalah Kabupaten Tapin, Hulu Sungai Selatan, Barito Kuala, Kotabaru, dan Banjarbaru.
PERSIAPKAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
Untuk melakukan proses teknologi modifikasi cuaca (TMC) hujan buatan (jika diperlukan) terkadang masih mengalami kendala. Kendala utama adalah masalah teknis seperti pesawat dan bahan kimia natrium chlorida yang belum siap.
Pesawat CASSA dan Hercules harus siap beroperasi, dan bahan baku kimia pembuat hujan buatan juga perlu dipikirkan ketersediaannya. Untuk melakukan hujan buatan, diperlukan dua ton garam natrium chlorida.
INFORMASI HOTSPOT
Citra satelit pemantau Hotspot di Indonesia ialah citra satelit NOAA-18 (National Oceanic and Atmospheric Administration) yang diwakili ASMC (ASEAN Specialised Meteorological Centre) dan TERRA/AQUA (NASA) Satellit MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) dan bisa diakses melalui http://geospasial.bnpb.go.id/monitoring/hotspot/
---------
Indepth News Data
Tim Litbang BBCOM
(edoz/sip)
Posting Komentar