Demonstrasi massa terkait nilai tukar rupiah yang makin merosot/beritabanjarmasin.com |
BANJARMASIN, BBCOM - Massa dari Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan (LSISK) merangsek masuk melakukan sweeping di gedung DPRD Kalsel, Jumat (7/9/2018). Mereka kecewa karena tak bisa bertemu dengan para wakil rakyat di kantor berasitektur rumah Banjar tersebut.
Massa semula berniat melakukan unjukrasa menyampaikan aspirasi terkait merosotnya nilai rupiah terhadap dolar. Dengan dikawal ketat sejumlah polisi dan keamanan dewan, mahasiswa memeriksa sejumlah ruangan di DPRD Kalsel.
Aksi mahasiswa itu sendiri digelar di dua titik. Yaitu di Bundaran Jalan Lambung Mangkurat, kemudian berjalan menuju DPRD Kalsel. Namun sesampainya di gedung dewan, para mahasiswa merasa kesal dan kecewa. Mereka tak ditemui oleh satu pun anggota dewan.
Beberapa dari peserta aksi unjukrasa nekat menyatroni sejumlah ruang kerja DPRD Kalsel di Jalan Lambung Mangkurat, yang saat itu memang terlihat lengang. Mereka berteriak meminta anggota dewan menemui mereka dan mendengar tuntutannya.
Melihat situasi yang memanas, Kabag TU Sekretariat DPRD Kalsel, Riduansyah yang mewakili Sekretaris Dewan (Sekwan) kemudian segera turun tangan menemui para demonstran. Ia mengakui jika saat ini anggota dewan memang sedang tidak berada di tempat. Sejak kemarin, katanya, sebagian anggota dewan sedang berada di Jakarta melaporkan hasil PAW, sementara lainnya sedang melaksanakan kunjungan kerja di daerah.
Sementara itu, Koordinator Aksi, Riski Adi Putra mengaku kecewa karena DPRD Kalsel tidak merespon permohonan audiensi yang dilayangkan sejak sepekan terakhir. “Seharusnya, dewan lebih prioritaskan kepentingan masyarakat daripada hanya kunker," cetus Riski.
Setelah melakukan sweeping dan melihat bahwa tidak satu pun anggota DPRD dan unsur pimpinan berada di ruangan, akhirnya para pengunjukrasa pulang dan berjanji akan kembali dengan massa yang lebih besar lagi guna menanyakan ketegasan tersebut.
Gabungan mahasiswa dari berbagai universitas tersebut membawa berbagai macam poster yang berisi kecaman dan tuntutan seperti, "Setelah Rupiah, Apalagi yang Akan Naik." (edoz/sip)
Posting Komentar