(kiri ke ke kanan) Tim 1 - Noni dan Dewi, Guru Pendamping - Fikri dan Susanti, Tim 2 - Fajri dan Ramadhan/beritabanjarmasin.com |
Selain itu, mereka juga berhasil menyabet juara harapan pertama pada kompetisi yang sama. Dua tim yang masuk final dan menorehkan prestasi yaitu Tim 1, Ni Putu Ayu Ratna Dewi dan Noni Mila Ardani dengan produknya "Paper From Kalakai" dan Tim 2 (pemenang produk boga dengan rasa terfavorit) atas nama Muhammad Fajri dan Isnaini Azhar Ramadhan Wijaya dengan produknya "Q CHIPS".
Octa Belawati selaku pembimbing mengaku merasa sangat senang dan bangga karena dengan mengikuti kompetisi karya ilmiah dan inovasi adalah cara untuk mewujudkan mimpi agar dapat mengedukasi warga Kalsel khususnya yang lahannya didominasi rawa gambut bisa memaksimalkan potensi tumbuhan rawa gambut. Seperti tumbuhan Kalakai.
"Sehingga ke depannya ketika seseorang ingin membakar atau mengalihfungsikan lahan gambut mereka akan berpikir lebih baik memilih untuk memanfaatkan tumbuhan tersebut menjadi produk yang layak jual," kata dia, Senin (8/10/2018).
Ini, lanjutnya, adalah salah satu cara mengedukasi masyarakat, memanfaatkan tumbuhan menjadi seperti produk yang bermanfaat seperti kertas kalakai.
Guru mata pelajaran Biologi itu berujar sempat menghadapi kendala pada saat pembimbingan. Seperti murid yang tinggal di asrama dan tidak dibolehkan membawa laptop dan handphone sehingga kesulitan dalam menyelesaikan proposal dan laporan akhir rintisan usaha mereka untuk dikirim ke panitia.
Selain itu keterbatasan waktu untuk mencari barang yang diperlukan serta ketika satu minggu pada saat menjelang presentasi dan expo di Yogyakarta mereka sedang UTS sehingga menuntut mereka harus pintar mengatur waktu. "Tapi Alhamdulillah semua sudah terlewati dengan baik dan hasilnya memuaskan karena banyak bantuan dari warga sekolah lainnya," tambah Octa.
Dengan prestasi yang diraih anak didiknya ini diharapkan kedepan masyarakat Kalsel bisa memaksimalkan potensi tumbuhan rawa gambut agar tidak ada lagi kegiatan membakar lahan rawa gambut dan alih fungsi lahan gambut. Sehingga fungsi utama lahan rawa gambut untuk menampung air tidak terganggu akhirnya tidak ada banjir ketika musim hujan dan tidak ada lagi kabut asap ketika kemarau.
"Tentu saja untuk mewujudkan itu harus makin banyak pelajar di Kalsel yang semangat meneliti dan mengexplore potensi lahan rawa gambut dan hasil penelitiannya bisa untuk mengedukasi masyarakat," tutupnya. (puji/sip)
Posting Komentar