BANJARMASIN, BBCOM - Di era zaman yang serba instans dan impian semu ala "super rich people" seperti sekarang, banyak orang tak sadar keranjingan mengejar kesuksesan dan uang. Namun realita kadang juga tak melulu sama dengan ekspektasi. Era revolusi industri 4.0 seperti sekarang, ibarat lirik lagu bang Haji Rhoma: "yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin.. jreeng."
foto: Amang Supiani | @peristiwabanua doc.
Fakta di lapangan, di mana industri digital dengan label startup fintech kian melambung, nyatanya masih banyak masyarakat yang ada dalam garis kemiskinan. Kesejahteraan untuk semua, seolah menjadi utopia menara gading.
Kondisi ekonomi ditambah dengan rendahnya tingkat pendidikan dan karakter, menyebabkan munculnya kelas masyarakat yang menjadi pengemis dan tidak mau bekerja.
Ada patutnya kita mengilhami semangat yang ditunjukkan Supiani lelaki renta kelahiran Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) 60 tahun silam. Ia selalu semangat bekerja dan mencari uang untuk makan sehari-hari walau memiliki keterbatasan fisik.
Merantau semenjak tahun 1980 ke Banjarmasin, Supiani bekerja sebagai pemulung botol bekas untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Supiani sering melintasi jalan A Yani, di KM4,5-5 Banjarmasin.
Menurut pantauan wartawan BeritaBanjarmasin.com melalui linimassa Instagram, pada akun @Peristiwabanua foto Amang Supiani meraih banyak simpati, terbukti dengan 878 likes dari warganet pengguna instagram.
Dalam foto yang diunggah, pada 3 November 2018 yang lalu ini memantik berbagai komentar dari warganet yang ada di Kalsel. Salah satunya komentar disampaikan oleh @amah95. "Mudahan sidin sehat ja, dan mudahan gawian sidin berkah, rancak meliat sidin kasian," tulis Amah.
Komentar lain disampaikan oleh @sitisiti317 yang berkomentar, "Walau jalan tertatih, beliau tidak minta-minta ini di pasar banyak yang minta-minta masih sehat, salut buat bapak," ujarnya.
Dari sini kita bisa mengambil inspirasi, bahwa kita yang masih muda, dan berkecukupan harus bersyukur dan bersemangat. Temukan potensi diri, kembangkan hingga menjadi ahli. Lalu setelah sukses jadilah bermanfaat bagi banyak orang. Mencatatkan sejarah, menjadi legacy. Karena sukses bukanlah mereka yang memamekan mobil dan rumah barunya. Tapi sukses adalah berhasil banyak memberi manfaat bagi sesama. (puji/sip)
Posting Komentar