BANJARMASIN, BBCOM - Rintik hujan pagi itu membuat suasana dingin menyeruak ke dalam ruangan kelas sederhana. Beberapa peserta sesekali terlihat berpikir keras, kala diminta membuat tulisan berita dengan genre feature.
Begitulah sekilas suasana kelas pelatihan jurnalistik yang diisi oleh BeritaBanjarmasin.com di kampus SIT Ukhuwah Banjarmasin, Minggu (11/11/2018). Diikuti sekitar 15 orang peserta dari pelbagai kampus di Kota Baiman, kegiatan diwarnai praktek langsung membuat berita.
Sesekali senyum juga terurai dari beberapa peserta, saat hasil tulisannya dibacakan di depan kelas. Maklum saja, sebagian besar peserta bukan berasal dari prodi kuliah dengan jurusan bahasa atau komunikasi. Malah ada juga yang berasal dari program studi matematika.
"Bagaimana membedakan wartawan yang benar-benar bersertifikasi dengan wartawan abal-abal? Sebab tak jarang saya temui orang mengaku sebagai wartawan," tanya Roni, peserta kelas jurnalistik dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Tiba-tiba saja pertanyaan itu muncul dan menyedot perhatian peserta lainnya.
"Pertama kita bisa meminta orang itu menunjukkan kartu persnya, kemudian minta juga dia menunjukkan kartu sertifikasi resmi dari Dewan Pers. Kalau wartawan asli, dia akan punya satu dari dua kartu itu," kata Syam, narasumber kelas jurnalistik dari portal online BeritaBanjarmasin.com menjawab pertanyaan Roni.
Dalam pelatihan itu, Syam juga mencoba menggali potensi peserta dalam membuat berita. Seperti membuat dan memilih judul yang "eye catching" hingga membuat teras berita atau lead yang lugas dan tegas pada hard news.
Kegiatan ini bekerjasama dengan ULM, sebagai salah satu bentuk pengabdian dosen. Hadir juga sebagai narasumber, Dewi Alfianti, akademisi dari FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia ULM. (sip/sip)
Posting Komentar