BANJARMASIN, BBCOM - Puluhan driver taksi online gelar aksi di depan gedung DPRD Kalsel, Selasa (6/11/2018). Aksi ini dilakukan terkait gesekan yang terus meruncing antara taksi online dan taksi konvensional.
Kendati sudah ada kesepakatan terkait operasional taksi beraplikasi, tapi gesekan tersebut kerap saja terjadi. Mereka menyuarakan adanya oknum pengemudi di Bandara Syamsudin Noor yang melakukan aksi kekerasan terhadap pengemudi taksi online.
Pandu Setiawan, selaku Ketua Forum Driver Online Kalsel di hadapan Komisi III DPRD Kalsel mengungkapkan, sudah ada kesepakatan dengan PT Angkasa Pura, pengelola bandara, dan kepolisian.
Dimana kesepakatan berisi bahwa angkutan online hanya boleh beroperasi di luar areal bandara, tepatnya di depan kediaman GM PT Angkasa Pura.
Kesepakatan ini berbeda dengan fakta yang terjadi di lapangan. Ketika taksi online beroperasi masih di posisi dekat hotel hingga bundaran menuju bandara, sopir online mendapat perlakuan tak pantas. “Bahkan ada kasus yang menimpa salah satu rekan kami, yang bukan hanya mobilnya yang rusak, tapi juga dianiaya,” katanya.
Menurut pihaknya, mereka sudah mengumpulkan bukti dan saksi untuk melaporkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian setempat. Namun, pihaknya mengaku belum ada tindak lanjut yang konkret atas pelaporan tersebut. “Kami berharap tindakan sewenang-wenang kepada pengemudi taksi online tidak terjadi lagi,” katanya.
Menanggapi aksi ini, Ketua Komisi III DPRD Kalsel H Supian HK berharap tak ada lagi kekerasan atau kasus seperti ini dikemudian hari dan mengajak pihak terkait untuk berdiskusi lebih lanjut. “Insya Allah, nanti kami undang pihak terkait, PT Angkasa Pura, pengelola bandara, dan sopir taksi online untuk berdialog,” katanya. (puji/sip)
Posting Komentar