BANJARMASIN, BBCOM - Masih ada enam pemilik bangunan bersikeras untuk mempertahankan bangunan mereka yang berada di jalur pembebasan lahan pembangunan Jembatan Alalak, setelah Dinas PUPR melakukan negosiasi lanjutan.
Plt Kepala Dinas PUPR Kota Banjarmasin, Joko Pitoyo mengatakan pada pekan pertama bulan November ini baru dua pemilik bangunan yang setuju dengan negosiasi dari delapan pemilik pada bulan lalu yang masih belum setuju.
Menurut Joko untuk harga yang ditawarkan sebenarnya tidak ada perubahan tetapi tim pembebasan dan pengadaan lahan lebih kepada menjelaskan manfaat dan kegunaan pada proyek renovasi Jembatan Alalak kepada warga dan alhasil beberapa warga ada yang setuju dengan negosiasi kemarin. "Negosiasi masih kita langsungkan secara bersambung sampai akhir bulan ini, untuk mencapai kesepakatan tanpa konsinyasi, karena saya pikir konsinyasi ini cara terburuk untuk ditempuh dalam pembebasan lahan," ujarnya.
Pihaknya mengupayakan November ini diusahakan untuk yang tersisa yaitu enam bangunan bisa ikut menyetujui negosiasi untuk kelancaran pembangunan Jembatan Alalak ke depannya. "Mereka minta 10 juta per meter, kita tetap optimis untuk berhasil dalam bulan ini pembebasan lahan untuk kawasan pembangunan Jembatan Alalak," tegas dia.
Joko menilai pembebasan lahan di Jembatan Alalak tinggal sedikit lagi, sebab ia sudah mengantongi enam nama pemilik bangunan yang berbentuk ruko tersebut dan terus bernegosiasi untuk sama sama menyetujui pembebasan lahan tersebut.
Ia mengungkapkan sebelumnya pekan lalu ada yang minta ganti rugi dari salah satu ruko dengan harga yang fantastik, yaitu Rp5 miliar/ruko. "Bukan masalah mampu atau tidak, tetapi memang kita hanya memberi batasan tujuh juta rupiah per meter tanah," tutupnya. (arum/sip)
Posting Komentar