BERITABANJARMASIN.COM - Mereduksi dirasa belum cukup, perlu sistem kelola yang mampu mengubah sampah baik organik maupun yang non. Ini akan menjadi konsentrasi Pemkot Banjarmasin satu tahun ke depan, dengan prinsip reuse, reduce, and recycle.
Saat ini sudah ada 249 bank sampah di Banjarmasin untuk memaksimalkan proses reduksi. Ada 12 diantaranya yang akan terintegrasi secara daring lewat jaringan internet. Pekerjaan rumah berikutnya adalah, mengolah sampah basah organik menjadi bernilai guna.
Berdasarkan data yang dihimpun BeritaBanjarmasin.com, selama ini bank sampah masih berfokus pada pengelolaan sampah anorganik yang bisa didaur ulang. "Kami berupaya, sampah organik atau sampah basah bisa juga diolah. Sehingga tak hanya sampah anorganik. Ini PR kami ke depan," kata Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, Selasa (15/1/2019).
Tahun ini, paparnya, Pemkot Banjarmasin menambah tiga TPS3R (Tempat Pemgolahan Sampah dengan prinsip Reduce, Reuse, Recycle). Sampah diambil di rumah-rumah, diangkut petugas pengumpul kemudian dibawa ke TPS3R. Sampah anorganik rata-rata memiliki nilai ekonomi dan bisa dijual, sedangkan sampah organik bisa dibuat kompos serta biogas. Contoh TPS3R ada di Jalan HKSN, Banjarmasin Utara yang dulu sampahnya meluber ke jalan sekarang sudah jadi bangunan yang bersih.
Saat di singgung mengenai pengurangan sampah plastik dengan Bakul Purun, Ibnu Sina mengatakan Bakul Purun sudah diapresiasi oleh Menteri LHK dan selama ini sudah ada seribu lebih pesanan bakul per bulan untuk kegiatan dinas di Jakarta. Belum lagi untuk kegiatan lain. (maya/sip)
Posting Komentar