BERITABANJARMASIN.COM - Hingga soal buku dan lembar halaman kini juga tersentuh digitalisasi. Tercatat beberapa daerah di Kalsel seperti Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai Selatan (HSS) telah memiliki aplikasi perpustakaan digital yang bisa diunduh perangkat berbasis Android dan iOs.
Bahkan Perpustakaan Umum Pemprov Kalsel pun kini juga memiliki aplikasi serupa. Agar mengikuti alur baru cara membaca buku zaman milenial. Seabrek buku dengan beragam judul kini bisa kita nikmati di layar telepon pintar. Tinggal klik, beragam buku bisa kita jelajahi.
Menurut penelusuran BeritaBanjarmasin.com, upaya untuk meningkatkan geliat literasi di Banua secara infrastruktur cukup baik. Namun jika kita hanya mengukur melalui statistik jumlah kunjungan ke perpustakaan, kita akan mendapatkan data yang bias. Mengingat tidak semua yang datang, membaca dan meminjam buku. Ada yang sekadar mencantol sinyal internet, hingga mengerjakan tugas akademik. Setidaknya usaha untuk menguatkan budaya membaca ini patut kita dukung dan hargai.
LAHIRNYA APLIKASI PERPUSTAKAAN DIGITAL DI KALSEL
Upaya menggaet pembaca generasi milenial bisa kita lacak dari upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kalsel, yang meluncurkan perpustakaan digital lewat aplikasi yang "ditasmiyahi" dengan nama i-Kalsel. Aplikasi ini diluncurkan pada Mei 2018.
Sebelumnya, Januari 2018, Pemkab Hulu Sungai Selatan (HSS) melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Perpusarsip) HSS meluncurkan aplikasi perpustakaan digital i-Hulusungaiselatan.
Kemudian pada Agustus 2018, inovasi ini diikuti oleh Kabupaten Banjar yang berjuluk kota serambi Mekkah. Kabupaten yang dipimpin seorang ulama ini meluncurkan aplikasi i-Martapura. Dengan fungsi yang sama seperti aplikasi i-Kalsel.
Aplikasi ini berisi koleksi buku digital yang bisa diunduh hanya dengan mendaftar lewat akun Facebook dan surat elektronik.
Perpustakaan Kota Banjarbaru ternyata juga mempunyai akses ke world wide web. Meski belum berbentuk aplikasi yang bisa diunduh perangkat dengan sistem Android dan iOs. Situs http://e-library.pustarda.banjarbarukota.go.id menyajikan katalog daring buku-buku di perpustakaan mereka.
IMBAS DARI LAHIRNYA iPUSNAS
Tingkat baca masyarakat Indonesia memang tergolong rendah, termasuk di Kalsel. Menurut hasil survei yang dilaksanaka UNESCO di 2012 lalu, tingkat baca masyarakat nusantara berada di angka 0,001 persen. Bisa dikatakan ini adalah perbandingan 1 : 1.000. Kalau ada seribu orang Indonesia, yang gemar baca: cuma satu!
Inilah yang kemudian menjadi salah satu semangat munculnya aplikasi iPusnas. Aplikasi yang digagas Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI ini adalah aplikasi perpustakaan digital berbasis perangkat mobile, atau juga sering dikenal e-mobile library.
POPULASI PENGGUNA INTERNET KALSEL
Survei dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), di 2017. Jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta. Di Kalimantan, jika menarik data dari APJII dalam coursehero.com (https://www.coursehero.com/file/p2n7ldf/Jumlah-Pengguna-Internet-berdasarkan-wilayah-di-Indonesia-186-Juta-520-Juta-42/) maka Kalsel memiliki pengguna internet sebanyak 1,4 juta di 2014, dan menjadi yang terbesar di Kalimantan dengan total 31 persen.
Hal ini jelas menunjukkan, penting kiranya memasuki dunia daring untuk meningkatkan semangat literasi di Banua. Di tengah gempuran budaya pop seperti "Socmed Addict" dan cepatnya hoax beredar.
BOOMING PENGUNJUNG DI 2018
Data yang BeritaBanjarmasin.com dapatkan dari,
Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Banjarmasin. Ratna Nirmalawati, salah satu pengelola menyebutkan data, bahwa tahun 2018 lalu, total kunjungan yang mereka catat melalui buku pengunjung menunjukkan angka 3.196 kunjungan.
Angka ini cukup menggembirakan. Mengingat pada 2017 lalu total kunjungan hanya mencapai angka 1.138 saja. Dari sini bisa kita simpulkan, terjadi kenaikan hingga 2030 kunjungan di 2018. Jumlah ini diharapkan meningkat di 2019. Dengan letak perpustakaan yang dekat dengan kawasan wisata tepian sungai, Siring Menara Pandang, Jalan Piere Tendean, dianggap strategis menarik pengunjung. Boleh dibilang rata-rata pengunjung adalah para generasi milenial.
TARGETKAN KE GENERASI MILENIAL
Sebutan generasi milenial memang sering dibahas. Istilah ini sebenarnya diambil dari kata millennials yang "dicreate" oleh dua ahli sejarah Amerika, yaitu William Strauss dan Neil Howe di bukunya.
Dilansir dari Republika.co.id, Desember 2016, awal 2016 penelitian Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi beragam keinginan konsumen.
Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000 responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi milenial.
Dalam laporan tersebut Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat milenial. Sebab, pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia Thomas Jul.
RESUME ANALISA
Oleh karenanya melihat populasi pengguna internet di Kalsel yang kian laju bertambah, serta trend generasi milenial yang mendominasi pengguna internet, sudah seharusnya perpustakaan dibentuk sedemikian rupa agar berkoneksi dengan jaringan daring. Agar traffic pembaca meningkat. Oleh karenanya, kita tentu mafhum tingkat dan selera membaca masyarakat Kalsel masih rendah. Namun tanpa ada usaha memperbaiki jelas tidak ada kemajuan. Kaidah fikih dalam Teologi Islam pernah berkata, Jika kita tidak mampu mengerjakan sebagian, tetap jangan tinggalkan seluruhnya.
Jika tak mampu mengubah tingkat baca masyarakat seluruhnya, setidaknya kita bisa mengambil peluang dari tren generasi milenial dan kemudahan teknologi world wide web. (maya/sip/beritabanjarmasin.com)
Posting Komentar