TAHUN 2019 ini, identik dengan tahun politik dimana tahun ini akan diadakan pemilu akbar yakni untuk pertama kalinya diadakan pemilihan umum presiden (Pilpres) dan pemilihan umum legilatif (pileg) serentak di waktu yang sama.
Pertarungan antar calon untuk mencari dukungan sudah dimulai sejak dimulainya masa kampanye terhitung dari tanggal 23 September 2018 dan berpuncak pada hari pencoblosan tanggal 19 April 2019 nanti.
Hampir di setiap persimpangan dan sepanjang pinggiran jalan hari ini terpampang baliho dan spanduk yang memuat foto, visi, dan jargon politik yang diusung dan ditawarkan masing-masing calon kepada masyarakat sebagai bagian dari proses komunikasi dan pendidikan politik. Namun, dengan banyaknya baleho dan spanduk yang terpampang hampir di sepanjang jalan, tidak jarang banyak membuat bingung masyarakat tentang siapa yang mereka pilih nantinya.
Baiman Bauntung Batuah
Istilah Baiman, Bauntung, Batuah merupakan gambaran tentang konsepsi manusia yang diharapakan oleh masyarakat Banjar dan tentang bagaimana hendaknya para wakil rakyat itu merupakan seseorang yang paripurna dalam konteks masyarakat Banjar.
Dalam kajian riset yang dilakukan oleh Sarbaini (2013) mengenai makna yang terkandung dalam kalimat Baiman, Bauntung Batuah mengandung makna antara lain, Baiman, mengandung makna yakni beriman. Orang beriman berarti harus paling tidak mengetahui dasar-dasar ketauhidan, rukun iman. Iman menjadi fondasi bagi kehidupan orang Banjar.
Artinya seorang wakil rakyat harusnya ialah orang yang beriman yakni orang yang taat melaksanakan apa yang diperintahkan Tuhan dan selalu menjauhi apa yang dilarang oleh Tuhan.
Bauntung, mengandung makna adalah bermanfaat atau berguna, bukan hanya sekadar untung saja. Untung dalam bahasa Banjar berarti bernasib baik. Dengan berbasis pada iman seorang pemimpin dan wakil rakyat maka insha Allah kehidupanya akan membawa manfaat dan berguna bagi dirinya sendiri, orang lain dan masyarakat yang akan dipimpin dan diwakilinya nanti.
Batuah, terkandung makna bahwa seorang pemimpin dan wakil rakyat harus menjadi manusia yang memiliki harkat dan martabat, bahkan dalam taraf tertentu bisa menjadi karamah, namun secara awam manusia yang diharapakan paling tidak memiliki martabat yang mulia baik di dunia maupun di akhirat. Tahap ketiga ini memadukan antara kebermanfaatan manusia dalam konteks amaliah dunia dan amaliah akhirat berbasis iman yang kuat.
Menjelang pemilu tahun ini yang tinggal beberapa bulan lagi dilaksanakan, banyak orang mengajukan diri agar dipilih sebagai wakil rakyat. Tentunya hal ini wajar , karena setiap orang berhak untuk memilih dan dipilih. Namun demikian kita sebagai masyarakat perlu kiranya untuk melihat dan mencari tahu rekam jejak (track record) setiap calon-calon wakil rakyat yang akan kita pilih.
Standarisasi untuk melacak rekam jejak tersebut bisa berpatokan kepada nilai-nilai yang terkandung dalam Baiman, Bauntung, dan Batuah. Artinya apakah wakil rakyat yang dipilih nanti sudah sesuai dengan kriteria baiman, bauntung dan batuah tersebut atau belum.
Masyarakat pastinya mengingkan orang-orang yang terbaik yang akan menjadi wakilnya nantinya di pemerintahan. Konsepsi wakil rakyat yang baik bagi masyarkat Banjar ialah jika wakil rakyat sudah melaksanakan dan mempraktikan nilai Baiman, Bauntung dan Batuah.
Jika ada calon wakil rakyat yang melakukan money politic, dan sejenisnya tentunya calon wakil rakyat tersebut tidak sesuai dengan konsepsi wakil rakyat yang baik bagi masyarakat Banjar. Masyarakat tidak perlu bingung dalam menentukan pilihannya, masyarakat bisa melihat sendiri dan belajar dari pengalaman siapa yang terbaik untuk banua kita kedepannya.
_______
Penulis:Reja Fahlevi
Akademisi Pendidikan Kewarganegaraan FKIP ULM
Akademisi Pendidikan Kewarganegaraan FKIP ULM
Posting Komentar