BERITABANJARMASIN.COM - Lembar demi lembar halaman buku dibuka. Lantai papan kayu yang hangat, terasa nyaman di kaki. Menyenangkan, berada di antara belasan ribu buku, membaui aroma kertas yang khas. Perpustakaan Umum Kota Banjarmasin dengan bangunan kayu tempo dulu ini ternyata mengalami peningkatan kunjungan hingga nyaris 200 persen selama tahun 2018.
Dikelola oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Kota Banjarmasin, kepada BeritaBanjarmasin.com, pengelola perpustakaan, Ratna Nirmalawati menyebutkan data, bahwa tahun lalu, total kunjungan yang mereka catat melalui buku pengunjung menunjukkan angka 3.196 kunjungan.
Angka ini cukup menggembirakan. Mengingat pada 2017 lalu total kunjungan hanya mencapai angka 1.138 saja. Dari sini bisa kita simpulkan, terjadi kenaikan hingga 2030 kunjungan di 2018. Jumlah ini diharapkan meningkat di 2019. Dengan letak perpustakaan yang dekat dengan kawasan wisata tepian sungai, Siring Menara Pandang, Jalan Piere Tendean, dianggap strategis menarik pengunjung.
Selain itu, juga sebagai upaya meningkatkan semangat literasi, budaya membaca warga Banjarmasin. Kita mungkin sudah mafhum, dan menyadari bahwa, tingkat semangat membaca warga kita masih rendah.
"(Kalau dilihat) dalam angka, jumlah kunjungan di 2018 mencapai 2.030 kunjungan. Di sini beragam buku ada, mulai dari buku agama, anak-anak, hingga materi pendidikan," jelas Ratna Nirmalawati, Kamis (2/1/2019).
Setiap bulan, urainya, rata-rata ada sekitar 266 kunjungan di Perpustakaan Umum Kota Banjarmasin.
Selain sebagai tempat membaca buku, Perpustakaan Umum Kota Banjarmasin ternyata juga menyimpan Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI). Sebagai bukti sejarah terdahulu yang sebagian replika dokumen dicetak dalam bentuk poster besar dan ditempel di dinding perpustakaan.
Seperti dokumen surat dari Sultan Kesultanan Banjar, Sultan Adam Al Wasik kepada Komisaris Jenderal Gerard Philip Baron van Der Capellen, tentang adanya permufakatan dengan rakyat Banjar kala itu, mengenai pengangkatan Sultan Adam sebagai pengganti Sultan Sulaiman. Dokumen itu ditulis menggunakan huruf Arab Melayu dengan cukup rapi.
Selain itu juga ada dokumen dengan tahun 1904, bergambar jarum kompas, Besluit Nomor 6, tentang perbaikan arah kiblat sebuah masjid. Dokumen masih ditulis sebagian dengan tulisan tangan berbahasa Belanda.
Di perpustakaan ini kami juga bertemu dengan Ina. Gadis ini adalah mahasiswa FKIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM). Sambil berkenalan dan berbincang, kami menanyakan, kenapa Ina berkunjung. Spontan saja, Ina menjawab, sedang mengerjakan skripsi. Suasana yang nyaman dan rileks sangat penting agar skripsi cepat rampung. Maka perpustakaan menurutnya yang paling enak. "Enak di sini, fasilitasnya lengkap dan nyaman buat mengerjakan skripsi," tutur Ina.
Sebagai informasi, jumlah buku di Perpustakaan Umum Kota Banjarmasin sekitar 15.000 judul buku loh. Wajar saja, jika banyak mahasiswa senang datang ke sini. Sekalian melengkapi bahan skripsi, dan bonus tambahan, bisa jalan-jalan menikmati kawasan tepian sungai di Siring Menara Pandang.
Sebuah pepatah Arab pernah mengatakan, "sebaik-baik teman sepanjang zaman adalah buku." Bahkan dalam kitab suci umat Islam, terdapat sebuah ayat yang disampaikan oleh Tuhan dengan indah, dalam surah Al Alaq, ayat 1-5, yang artinya;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari ‘Alaq. Bacalah, dan Tuhanmu-lah yang paling Pemurah. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya.”
Mari membaca. (maya/sip)
Posting Komentar