ilustrasi: rimanews |
BERITABANJARMASIN.COM - Belakangan ini masyarakat dibuat miris dengan tersebarnya video seorang siswa yang berkelakuan kurang ajar terhadap gurunya ketika jam pelajaran. Video inipun begitu menyita perhatian dan viral di media sosial.
Dalam video berdurasi 54 detik itu, sang guru laki-laki yang diperlakukan layaknya teman sebaya hanya terdiam dimaki-maki oleh anak muridnya itu. Tak hanya sampai di situ, pelajar tersebut berani memegang kepala guru tersebut serta mendorongnya.
Perlakukan pelajar tersebut kembali mencatat tinta merah dalam dunia pendidikan. Meski pada akhirnya siswa tersebut sadar dan meminta maaf sampai bersujud di kaki sang guru, perbuatan ini merupakan perbuatan tercela.
Menanggapi hal ini, pengamat pendidikan Kalsel dari ULM, M Reza Pahlevi, Senin (11/2/2019) berpendapat bahwa hal itu mengindentifikasikan bahwa ada yang tidak berjalan dengan baik pada sistem pendidikan kita.
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ULM ini berujar bahwa arti kata 'pendidikan' sekarang sudah tak seirama dengan tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Tujuan Sistem pendidikan yang mengamanatkan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
"Namun realitas berkata lain pendidikan kita hari ini hanya terfokus mencetak dan menghasilkan orang-orang pintar yang berdaya saing dalam mencari lapangan kerja minus karakter," paparnya.
Sekolah, paparnya, dalam hal ini guru yang notabene sebagai ujung tombak perubahan intelektual dan moral peserta didik seyogyanya kembali ke khittahnya. "Yakni mendidik agar tidak hanya mengajar agar mampu mencetak peserta didik yang matang intelektual serta moral," ujarnya.
Reza mengungkapkan bahwa sebetulnya kejadian itu bisa diatasi jika ada sinergisitas diantara semua komponen seperti sekolah, keluarga dan masyarakat.
Guru juga saat ini mengalami kondisi yang dilematis, di satu sisi guru dibayangi-bayangi oleh ketentuan hukum pidana apabila guru terlalu keras menegakkan aturan. Namun di sisi lain peserta didik tak jarang jadi kebablasan. (puji/sip)
Posting Komentar