foto: avani eco/merdeka.com |
BERITABANJARMASIN.COM - Sampah plastik menjadi masalah serius yang mencemari lingkungan dan saat ini ditangani serius Pemkot Banjarmasin. Namun tahukah anda, sekarang sudah ada kantong berbahan singkong yang sangat mirip dengan plastik.
Kebijakan larangan kantong plastik sendiri di Banjarmasin tertuang dalam Peraturan Wali Kota Nomor 18 tahun 2016 yang berlaku sejak 1 Juni 2016. Isinya berupa larangan kantong plastik di pusat perbelanjaan, pertokoan retail dan mini market. Ini juga tidak lepas dari peran para pelaku usaha mengupayakan kantong alternatif lain yang ramah lingkungan.
Polemik permasalahan sampah ini menjadi perhatian salah satunya pemuda di Pulau Bali, yang mendorongnya menemukan inovasi baru yang berpeluang sebagai solusi pengganti penggunaan kantong plastik.
Melansir dari merdeka.com pemuda ini bernama Kevin Kumala, kondisi Bali yang dijumpainya sejak kembali ke Indonesia pada tahun 2009 berubah disebabkan banyaknya sampah yang menggangu lingkungan terutama di pantai, dari beberapa tahun yang ia lihat sebelumnya.
Hal ini menjadi latar belakang dia bersama rekan rekanya mencari solusi dengan menciptakan inovasi baru berbahan nabati dari singkong atau dalam bahasa Banjar biasa disebut gumbili dan jawaw. Dalam prosesnya ia menggunakan ampas singkong untuk membuat kantong plastik tersebut. Selain dirasa ramah lingkungan, singkong temasuk bahan yang murah dan terjangkau di masyarakat.
Berdasarkan penelusuran jurnalis BeritaBanjarmasin.com, situs marketplace pun sudah memperjualbelikan produk kantong plastik dari singkong ini. Dibandrol Rp45.000, harganya sekitar Rp1.000/lembar. Kantong ini mendapat respon yang bagus dari konsumen untuk penilaian produknya.
Hal ini mengundang pengamat lingkungan dari Walhi Kalsel, Sri Rohyanti, Senin (11/2/2019). Ia mengatakan tentu sangat setuju dan mendukung terkait hal yang mengarah pada penyelamatan lingkungan. Termasuk menjaga kelestarian alam dan sebagainya.
Akan tetapi menurutnya dalam hal ini lebih menyarakan agar seharusnya manajemen pengelolaan sampah (plastik) yang diperbaiki/ditingkatkan oleh pemerintah. "Terlebih saat kebutuhan impor singkong masih tinggi," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com. (maya/sip)
Posting Komentar