BERITABANJARMASIN.COM - Guru adalah pekerjaan mulia yang memerlukan banyak pengorbanan untuk menjalaninya. Guru itu seperti pohon yang rindang yaitu selalu memberikan keteduhan.
Dai muda Banua, Ustadz Muhammad Taslimurrahman Lc, berujar bahwa seseorang yang menjadi guru memiliki dua pilihan yaitu menjadi pendidik atau pengajar.
Apa maksudnya? Ustadz Taslim mengungkapkan ketika menjadi pendidik maka secara otomatis dia mewaqafkan dirinya untuk mencurahkan kemampuannya dalam memberikan bimbingan bagi murid. "Sedang pengajar adalah orang yang hanya melakukan tugas mengajar di dalam kelas lalu pulang," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com.
Dikatkannya, seandainya kita ingin mencari role model terbaik dalam pendidikan adalah 'Rasulullah'. "Beliau memberikan contoh kepada kita bagaimana menjadi pendidik bagi anak-anak, remaja, hingga dewasa," ucapnya.
Semua itu beliau lakukan dengan cinta kepada umatnya dan dalam praktiknya cara mendidik masing-masing jenjang beliau sesuaikan. Ketika anak tiri beliau makan bersama, Rasulullah menunjukkan tata cara makan yang baik dengan bahasa yang sederhana "Bacalah basmalah, makanlah dengan tangan kanan, dan makan dengan apa yang disekitarmu".
Tetapi kalau itu berkaitan dengan hal yang wajib seperti shalat maka Rasulullah akan tegas seperti sabda beliau yang memerintahkan para orang tua untuk menyuruh anaknya shalat saat berumur tujuh tahun, tetapi apabila berumur sepuluh tahun disuruh shalat masih enggan maka pukullah tetapi tidak mencederai.
Mendidik dengan cinta bukan berarti kita harus lembut sepanjang berada di sekolah bersama anak murid. Tetapi cinta di sini adalah rasa sayang kepada anak murid dan menginginkan kebaikan untuk mereka. "Setiap situasi memerlukan penanganan yang berbeda," ujarnya. (puji/sip)
Posting Komentar