 |
| Ilustrasi: kbr.id |
BERITABANJARMASIN.COM - Berita mengejutkan bagi pengguna rokok, pasalnya Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan bakal menaikkan tarif cukai rokok pada pertengahan 2019 mendatang.
Kenaikan ini berdasarkan oleh dua hal yakni pertama, dampak dari banyaknya kegiatan penertiban rokok ilegal dan yang kedua lebih kepada kontribusi terhadap total penerimaan cukai.
Pemerintah mengungkapkan, rencana kenaikan merupakan upaya sebagai alat kontrol atau pengendali oleh pemerintah terhadap tingkat konsumsi rokok itu sendiri. Kabar ini tentu merupakan kabar kurang enak bagi pengguna rokok di Indonesia, khususnya Kalsel sendiri.
Kerisauan terkait kabar ini dirasakan oleh Ruslan warga Pekapuran Raya yang berujar sedih mengetahui kabar tersebut. Apalagi rokok yang ia gunakan yang sekarang dibanderol dengan harga Rp21000-Rp22.000 berpotensi akan lebih mahal jika pemerintah menaikkan tarif cukai rokok. "Wah mahal lagi ini, aduh," ujarnya kepada BeritaBanjarmasin.com, Rabu (24/4/2019).
Menurutnya, kecanduan merokok tidak bisa ia hentikan karena menimbulkan stres. "Kalau gak ngerokok asam air liur juga stres," terangnya.
Sebagai informasi, dikutip dari berbagai sumber, di Singapura misalnya, cukai cerutu naik dari 388 dolar Singapura (Rp4 juta) setiap kilogramnya menjadi 427 dolar Singapura (Rp4,41 juta). Cukai pada rokok juga naik 43 sen dolar Singapura (Rp4.441) untuk setiap gram tembakau di rokok.
Kenaikan cukai rokok ini membuat sekotak rokok isi 20 batang, naik menjadi 13 dolar Singapura (Rp134.277). Sedangkan di Singapura harga sekotak rokok Rp 134.000. Sedangkan untuk rekor harga rokok termahal di dunia masih “dipegang” oleh Inggris dan Amerika Serikat. Harga sekotak rokok isi 20 batang di Inggris sebesar 10,3 poundsterling (Rp196.249) dan di Amerika Serikat US$13,67 (Rp186.226). (puji/sip)
Posting Komentar