BERITABANJARMASIN.COM - Akademisi sekaligus pengamat politik Kalsel, Uhaib As'ad dalam kegiatan Seruan Bersama yang digagas Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDi) menilai proses demokrasi di Indonesia masih didominasi politik uang. "Sekarang Indonesia terjebak dalam demokrasi industri. Suka atau tidak suka itulah yang terjadi," ucapnya, Selasa (16/4/2019).
Money politic di Indonesia berdasarkan survey di bulan Oktober yang dilakukan oleh Taufik Arbain, lanjutnya, kini mencapai angka 60 persen. Dikatakannya, demokrasi di Indonesia pasca runtuhnya orde baru sudah salah setting.
Artinya, masyarakat diaduk emosinya dengan uang. Maka menurutnya Indonesia akan kelimpungan menghadapi black market of democrasi atau sisi gelap demokrasi.
Menurut salah satu dosen Uniska ini Indonesia hanya menyuguhkan demokrasi secara prosedural dan bukannya demokrasi subtantif. Pemilu yang sedang berlangsung hanya diartikan kontes lima tahunan dan tidak memberikan pemahaman politik bagi warga.
Hal senada juga diungkapkan oleh dosen Fakultas Hukum ULM, Dady Fahmadie yang berujar bahwa pemilu juga berindikasi adanya serangan fajar. "Pemilu akan cidera kalau kita masuk ke dalam wilayah politik uang," ujarnya. (puji/sip)
Posting Komentar